Mohon tunggu...
Salwa Asyifa
Salwa Asyifa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Food Business Technology Universitas Prasetiya Mulya

Seorang mahasiswa teknologi pangan semester 4

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

ASI Bubuk: Keajaiban Nutrisi dalam Bentuk Praktis

4 Juni 2024   23:46 Diperbarui: 4 Juni 2024   23:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ASI Bubuk | Sumber: Freepik

Oleh: Gabriella Florentina Santoso Tjio, Joanne Sutanto, Olla Meilana Khusna, Princessefie Sujanto, Salwa Assyifa


Food Business Technology, School of Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), Universitas Prasetiya Mulya

Seorang ibu memiliki peran yang sangat penting untuk tumbuh kembang anak, terutama pada bayi berusia 6 bulan pertama. ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan yang paling baik untuk bayi karena ASI memiliki komposisi fisiologis yang paling sesuai dengan awal kehidupan bayi. Meskipun sekarang terdapat berbagai jenis susu formula yang memiliki nutrisi mirip dengan ASI, tetapi susu formula tetap tidak bisa mengalahkan keuntungan dari ASI. Pemberian ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mencegah penyakit kronis, hormon, mencegah alergi, dan SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Namun, ASI tidak hanya memberikan keuntungan kepada bayi, tetapi juga kepada ibu. ASI dapat membantu ibu mengkontraksi uterus sehingga kembali ke bentuk semula sebelum hamil, mencegah ovulasi, dan dikenal sebagai kontrasepsi alami. Pemberian ASI eksklusif diartikan oleh WHO dengan hanya memberikan ASI kepada bayi tanpa adanya makanan atau minuman pendamping selama 6 bulan kecuali obat dan vitamin. Namun pemberian ASI tetap dianjurkan hingga anak berusia 2 tahun. Akan tetapi, terdapat banyak halangan untuk memberikan ASI kepada bayi seperti kesibukan ibu dan kesulitan untuk memproduksi ASI.

ASI Bubuk Menimbulkan Pro dan Kontra

Beberapa alasan seperti kesibukan sang ibu memunculkan inovasi baru agar bayi dapat tetap mengkonsumsi ASI, yaitu dengan adanya ASI freeze dried. ASI beku kering (freeze dried) merupakan inovasi yang menawarkan berbagai keunggulan namun juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kelebihannya adalah kemudahan penyimpanan dan transportasi. ASI beku kering memiliki daya tahan lebih lama dan tidak memerlukan pendinginan, sehingga praktis bagi ibu yang sering bepergian atau memiliki jadwal padat. Selain itu, produk ini dapat membantu ibu yang memiliki produksi ASI berlebih untuk menyimpannya dalam jangka panjang. Namun, ada beberapa kontra yang perlu diperhatikan. Pertama, biaya produksi dan harga jual ASI freeze dried relatif tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh semua kalangan. Kedua, beberapa penelitian menunjukkan bahwa meskipun banyak nutrisi tetap terjaga, ada potensi kehilangan beberapa vitamin seperti vitamin B dan vitamin karena kedua vitamin tersebut bersifat larut dalam air (water soluble). Ketiga, adanya kekhawatiran tentang kemungkinan kontaminasi selama proses produksi jika tidak dilakukan dengan standar higienis yang ketat. Sehingga, meskipun ASI freeze dried menawarkan solusi praktis, konsumen perlu mempertimbangkan manfaat dan risikonya secara cermat.

Kandungan Nutrisi pada ASI Bubuk


Walaupun ASI beku kering (freeze dried) mengalami pemrosesan, tetapi pemrosesan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kandungan nutrisi dalam ASI. Kandungan seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, bahkan mineral yang terdapat pada ASI beku kering akan tetap stabil karena prosesnya dilakukan dengan metode inovatif yaitu membekukan dan mengeringkannya melalui sublimasi. Protein dalam ASI freeze dried cenderung stabil karena pengeringan beku mempertahankan struktur protein lebih baik dibandingkan pemanasan, sehingga protein penting seperti lactoferrin dan imunoglobulin yang berperan penting untuk kekebalan bayi tetap terjaga. Lemak dalam ASI mungkin mengalami sedikit perubahan, namun asam lemak esensial tetap ada. Laktosa sebagai karbohidrat utama juga stabil selama proses ini. Namun beberapa vitamin, terutama vitamin C dan beberapa vitamin B, mungkin sedikit berkurang karena vitamin tersebut larut air. Akan tetapi mayoritas vitamin tetap ada dalam jumlah yang signifikan. Sementara itu, mineral seperti kalsium, zat besi, dan magnesium umumnya stabil karena tidak mengalami perubahan kimia selama pengeringan beku. Sedangkan untuk antibodi dan enzim bioaktif dalam ASI juga tetap terjaga meskipun aktivitas biologisnya mungkin sedikit menurun.

Pandangan Agama Terhadap ASI Bubuk

Salah satu masalah yang muncul terhadap inovasi ASI freeze dried yaitu apabila ASI freeze dried ini dikomersialkan. ASI freeze dried hanya boleh dikonsumsi oleh bayi dari ibu yang menghasilkan ASI tersebut dan tidak boleh diperjualbelikan. Dalam konteks ajaran Islam, jika ASI freeze dried dikonsumsi oleh selain bayi dari ibu yang memproduksi ASI tersebut, dapat timbul kekhawatiran mengenai kekacauan silsilah keluarga. Islam memiliki ketentuan bahwa anak-anak yang meminum ASI dari ibu yang sama dianggap sebagai saudara kandung, yang menjadikan pernikahan antara mereka dilarang keras. Dikatakan demikian karena dalam Islam, pernikahan sedarah dilarang untuk menjaga kemurnian garis keturunan dan menghindari potensi masalah kesehatan genetik. Oleh karena itu, ASI freeze dried hanya untuk dikonsumsi oleh bayi dari ibu yang menghasilkan ASI tersebut, sesuai dengan ketentuan agama, untuk mencegah komplikasi dalam memilih pasangan dan memastikan kepatuhan terhadap aturan agama yang melarang pernikahan sedarah.

Sisi Psikologis Ibu dan Bayi

Terkait teknologi baru mengenai ASI yang dapat diproses dengan metode freeze dried, dipercaya berpengaruh pada segi psikologi ibu dan bayi. Penggunaan ASI freeze dried dapat memberikan dampak positif secara psikologis bagi ibu.Hal ini berguna dalam mengurangi perasaan bersalah dan stres pada si ibu karena bayi tetap mendapatkan nutrisi terbaik serta mendukung perkembangan emosional dan kognitif. Adanya teknologi ini membantu para ibu dapat menjalankan pekerjaan atau pun tanggung jawabnya tanpa harus menyusui langsung atau memompa secara terus-menerus. Selain itu, hal ini dapat mengurangi risiko depresi pasca persalinan, meningkatkan kesehatan mental ibu, dan memberikan rasa aman dan stabilitas bagi bayi. Namun, terdapat hal yang harus diperhatikan terhadap psikologi bayi dimana seorang bayi tetap membutuhkan kontak fisik dan interaksi langsung dengan si ibu. Maka dari itu, tetap diperlukan kontak fisik tambahan antara ibu dan anak agar pengembangan diri bayi meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun