Mohon tunggu...
Salwa Althaffia
Salwa Althaffia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

orang yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

The Man in the High Castle: Bagaimana Jika Blok Poros Memenangkan Perang Dunia ke-2?

20 Januari 2024   01:48 Diperbarui: 22 Januari 2024   21:59 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "In war as in life, Joe, sacrifices have to be made."-Obergruppenfhrer John Smith

Perang Dunia ke-2 merupakan salah satu perang besar yang pernah terjadi dalam sejarah dunia dan memakan banyak korban. Perang ini melibatkan banyak negara yang terbagi menjadi dua koalisi, yaitu Blok Sekutu dan Blok Poros. Blok Sekutu beranggotakan Britania Raya; Uni Soviet; Amerika Serikat; dan sekutunya, sedangkan Blok Poros beranggotakan Jerman Nazi; Italia; Jepang; dan sekutunya. Kita semua tahu bahwa yang memenangkan Perang Dunia ke-2 adalah Blok Sekutu. Namun, di dalam serial ini yang diceritakan justru sebaliknya.

The Man in the High Castle adalah serial yang diadaptasi dari novel tahun 1962 yang berjudul sama karya Philip K. Dick. Serial ini terbagi menjadi empat musim.  Secara keseluruhan, serial ini memiliki cerita yang berlatarbelakang pada sejarah alternatif dunia dimana Blok Poros berhasil memenangkan Perang Dunia ke-2. Dunia telah terbagi menjadi tiga wilayah yang berbeda. Wilayah pertama adalah Negara Pasifik Jepang (Japanese Pacific State). Wilayah kedua adalah Nazi Raya (Greater Nazi Reich). Terakhir, ada Zona Netral (neutral Zone) yang berfungsi sebagai wilayah pembatas di antara kedua negara tersebut. Serial ini dibintangi oleh Alexa Davalos (Juliana Crain), Rufus Sewell (Obergruppenfhrer/Reichsfhrer John Smith), Rupert Evans (Frank Fink), dan Luke Kleintank (Joe Blake). Mereka bersama dengan banyak orang lainnya, terjebak dalam serangkaian peristiwa yang dipicu oleh pergulatan politik antara dua negara adidaya, serta misteri seputar serangkaian film yang menggambarkan kenyataan alternatif dimana Blok Sekutu memenangkan perang.  

Peta pembagian wilayah pada serial The Man in the High Castle. Sumber: tumblr.com
Peta pembagian wilayah pada serial The Man in the High Castle. Sumber: tumblr.com
Serial ini memiliki premis yang sangat menarik serta kompleksitas karakter yang patut diacungi jempol. Serial ini juga unggul dalam menciptakan dunia yang menakjubkan dan memikat secara visual. Set, kostum, desain produksi, serta detail dalam menata ulang Amerika Serikat tahun 1960-an di bawah kendali Blok Poros patut dipuji. Namun, serial ini memiliki alur cerita yang rumit karena menggabungkan unsur-unsur thriller politik, drama, dan fiksi ilmiah  sehingga membuat penonton agak kebingungan diawal. 

Secara keseluruhan, serial The Man in the High Castle adalah sebuah karya yang menarik dan memukau. Anda akan mendapatkan pengalaman menonton yang tak terlupakan ketika menontonnya. Saya sangat merekomendasikan serial ini bagi mereka penggemar sejarah alternatif, fiksi spekulatif, serta menyukai kombinasi antara intrik politik.

Penulis: Salwa Althaffia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun