Mohon tunggu...
Salwa Aulia Fitri
Salwa Aulia Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswi Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Dakwah di Era Digital

18 Juni 2024   22:34 Diperbarui: 19 Juni 2024   00:35 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin & Salwa Aulia Fitri
Dosen & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tidak dapat dipungkiri bahwa para dai saat ini merupakan bagian dari masyarakat online. Mereka dapat dengan mudah berbagi pesan dakwah melalui berbagai platform online seperti blog, media sosial, forum, dan dunia virtual yang diakses melalui internet.

Sebagai anggota masyarakat online, para dai juga terlibat dalam pertempuran narasi. Jika sebelumnya pertempuran narasi dilakukan secara langsung, kini dalam era digital, pertempuran narasi dapat berlangsung secara virtual hanya dengan menggunakan media online. 

Pertempuran narasi dalam dakwah merupakan upaya dai untuk menyebarkan gagasan dan ajakan kepada masyarakat online untuk mengikuti ajaran agama dan meninggalkan larangan-Nya. Hal ini disebut sebagai pertempuran narasi karena konten yang berbeda-beda bersaing untuk mendapatkan perhatian masyarakat online. 

Untuk berhasil dalam menyebarkan dakwah kepada masyarakat online, para dai perlu menggunakan berbagai strategi dan teknik. Mereka harus mampu membangkitkan beragam emosi masyarakat online, seperti kesedihan, kegembiraan, responsif, dan kemarahan saat berinteraksi di berbagai platform. 

Konten dakwah yang disampaikan harus menarik dengan durasi singkat tidak lebih dari tiga menit, serta resolusi dan rasio aspek video yang direkomendasikan oleh pakar komunikasi. Selain itu, teks yang menyertai gambar harus menggunakan bahasa yang baku untuk meningkatkan pemahaman. 


Dalam mengelola konten multimedia, seorang dai perlu memiliki pemahaman yang luas. Konten yang disajikan, baik berupa teks maupun gambar, sebaiknya didasarkan pada data dan riset untuk mendapatkan penghormatan dari masyarakat online karena dianggap berwawasan multidisipliner. 

Selain itu, masyarakat online yang menjadi target dakwah dai memiliki beragam pandangan dan keyakinan dalam Islam maupun dalam konteks sosial-politik. Oleh karena itu, konten yang dibagikan harus inklusif, toleran, dan moderat untuk mencapai audiens yang lebih luas. 

Untuk sukses dalam berdakwah di era digital, seorang dai perlu memiliki akun media sosial resmi yang populer seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram, Twitter, dan lainnya. Penting juga untuk menjaga keamanan akun dengan menggunakan kata sandi yang kuat.

Terakhir, agar dakwah online sukses, seorang dai memerlukan dukungan tim ahli teknologi informasi untuk mengelola sistem komputer, jaringan, pengembangan aplikasi, keamanan akun, dan pemeliharaan secara berkala. Ini adalah langkah penting dalam beradaptasi dengan perubahan dan perkembangan teknologi yang cepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun