penyuluhan terhadap anggota Kelompok Tani Mugi Lestari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Tim yang beranggotakan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, seperti IPB, UNEJ, UNDIP, UPNVJT, UMJ, UMI dan UYP melaksanakan penyuluhan pada Minggu (5/11/23) di Kebun Jos Kelompok Tani Mugi Lestari. Penyuluhan tersebut mengambil tema "Sosialisasi dan Penyuluhan Pembuatan Pestisida Nabati dari Daun Bintaro sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Anggota Kelompok Tani Perkotaan".
Tim Mahasiswa Magang MSIB Batch 5 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya berhasil melaksanakan kegiatanPenyuluhan tersebut merupakan salah satu rangkaian program kerja yang telah dirancang mahasiswa magang selama turun lapang sesuai dengan permasalahan yang ada di kelompok tani binaan. Kegiatan magang di kelompok tani berlangsung selama 1,5 bulan, dimulai dari pertengahan bulan Oktober sampai dengan akhir bulan November.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi oleh anggota, salah satu permasalahan yang ada di Kelompok Tani Mugi Lestari, yaitu anggota masih belum tau cara pengendalian hama dan penyakit pada tanaman yang dibudidayakan, sehingga diperlukan suatu pengendalian yang tepat, yaitu dengan penggunaan pestisida nabati. Namun, hampir 68% anggota kelompok belum mengetahui cara pembuatan dan penggunaan pestisida nabati, terutama pestisida nabati dari daun bintaro.
Selain untuk meningkatkan pengetahuan anggota kelompok tani, tujuan diadakannya penyuluhan tersebut yaitu untuk meningkatkan kualitas hasil panen pada tanaman pertanian perkotaan, sehingga sehat dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
Dalam upaya tersebut, maka dilakukan penyuluhan pembuatan pestisida nabati dari daun bintaro yang mampu mengendalikan hama yang menyerang tanaman budidaya terutama jenis ulat yang merupakan salah satu hama penting pada tanaman pertanian. Daun bintaro memiliki kandungan senyawa seperti flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan steroid. Senyawa alkaloid bersifat repellent dan antifeedant yang menyebabkan seluruh bagian tanaman bintaro beracun.
Tidak hanya penyampaian materi, kegiatan penyuluhan tersebut juga dilakukan demonstrasi pembuatan dan pengaplikasian pestisida nabati dari daun bintaro. Selain itu, sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan diadakan pre test dan post test untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta. Hal ini bertujuan agar anggota kelompok dapat memahami dan mampu mempraktikkan secara langsung dari hasil penyuluhan tersebut.
"Melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan anggota kelompok tani dapat berkolaborasi dengan mahasiswa MSIB untuk saling bantu, saling belajar, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan anggota, terutama pada anggota kelompok tani yang ingin belajar pertanian di perkotaan seperti disini" ujar Sai'in selaku Ketua Kelompok Tani
Pada kegiatan penyuluhan tersebut menjadi salah satu sarana bagi anggota kelompok tani dan masyarakat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam hal berbudidaya pertanian, terutama pada kelompok tani di wilayah perkotaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H