Mohon tunggu...
Salwa Nadila Putri
Salwa Nadila Putri Mohon Tunggu... Lainnya - ...

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

19 Desember 2020   11:44 Diperbarui: 19 Desember 2020   11:47 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak orang bilang mengubah diri sendiri bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tapi saya percaya jika ada niat dan kemauan pasti bisa. Saat itu bukanlah hal yang mudah untuk bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang baru. Bagi sebagian orang menerima masukan dari orang-orang terdekat seperti teman, sahabat, dan saudara tidaklah mudah. Awalnya saya juga sama seperti mereka tidak mudah buat saya menerima masukan dari orang lain, karena buat saya ini hidup saya buat apa kalian ikut campur. Tapi semakin dewasa saya semakin mikir yang mereka ucapkan itu untuk kebaikan saya juga, masukan-masukan dari mereka itu bisa membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak ada orang sempurna di dunia ini, semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua orang pasti mempunyai kekurangan termasuk saya, mencari kekurangan sendiri, memerhatikan kelebihan orang lain. Saya selalu melakukan hal yang tidak dapat aku lakukan agar saya bisa belajar cara melakukannya.

Buat anak kembar seperti saya, bukan hal yang mudah untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Contohnya saya sendiri, orang-orang itu taunya anak kembar itu sama dalam segala hal, padahal mereka ga tau, saya dan saudara kembar saya punya hobi, gaya berpakaian, cita-cita, sifat, dan tujuan yang beda-beda engga bisa harus selalu sama. Misalnya saudara kembar saya lebih suka main sama teman-temannya di rumah, sedangkan saya dan teman-teman saya lebih suka main di luar rumah, atau saudara kembar saya yang memilih untuk tidak kuliah dulu, sedangkan saya memilih untuk lanjut kuliah. Kita punya pilihan yang beda dan kita juga punya tujuan yang beda, masukan-masukan dari orang lain itu bisa kita jadikan dorongan buat kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sebenarnya kita engga perlu marah kalau ada orang yang memberi masukan kepada kita, kalau ada orang yang memberi masukan kepada kita itu tandanya orang itu perduli sama kita, orang itu mau kita menjadi lebih baik lagi.

Saya yang dulunya suka melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang terhadap risiko apa yang akan menimpa nanti, kini menjadi lebih hati-hati dalam berbuat suatu hal. Bahkan, saya berkali-kali berpikir untuk memutuskan, apakah saya akan melakukan hal itu atau tidak. Tak hanya itu saja, masih banyak lagi perubahan yang perlahan-lahan saya lakukan untuk membuat diri ini menjadi lebih baik lagi, seperti saya yang dulunya mudah tersinggung dengan perkataan-perkataan pahit yang dilontarkan oleh orang sekitar saya, kini saya tidak lagi mau ambil pusing dengan perkataan mereka. Berubah itu harus dimulai dari diri sendiri dulu. Kita tidak bisa berubah hanya karena orang terdekat kita yang memintanya. Dan kita juga tidak bisa berubah, hanya karena kita khawatir terhadap apa yang orang lain katakan tentang kita. Berubahlah, karena kita ingin menjadi lebih baik lagi. Sadarlah, karena hidup hanya sekali, bersyukurlah, karena Tuhan masih memberikan kita waktu untuk bisa berubah, dan percayalah, hidup yang kita jalani sekarang ini akan jauh lebih indah dari sebelumnya, jika kita bersungguh-sungguh berubah. Hari ini dan detik ini juga, kita harus bisa membulatkan tekad untuk berubah.

Setiap manusia pasti melalui proses belajar demi menjadi pribadi yang lebih baik. Salah satunya dengan cara memperbaiki diri ada banyak alasan mengapa kita perlu memperbaiki diri. Karena sejatinya, manusia adalah tempat salah dan khilaf. Bisa saja, kita secara tidak sengaja sering menyakiti hati seseorang karena pribadi kita yang blak-blakan hingga membuat kita dijauhi orang-orang. Jika kita mengalaminya, sudah saatnya kita memperbaiki diri. Pikirkanlah perkataan apa yang membuat orang lain sakit hati pada kita. Dengan memperbaiki diri, kita dapat menyadari kekurangan yang kita miliki dan memperbaiki kesalahan yang telah kita perbuat. Kita juga tidak akan mudah merendahkan dan menyalahkan orang lain sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab.

Memperbaiki diri berarti membenarkan apa yang salah dan menambah apa yang menjadi kekurangan pada diri kita. Memperbaiki diri adalah proses untuk mendewasakan diri dan proses untuk mengubah kebiasaan yang buruk menjadi kebiasaan yang lebih baik lagi. Pertanyaannya adalah,“apakah kita sudah melakukannya selama ini?” yang tahu jawabannya hanyalah kita sendiri dan orang-orang terdekat kita. Memperbaiki diri memang tidak semudah mengucapkannya dan tidak semudah mengerti artinya. Karena dalam proses memperbaiki diri banyak sekali perselisihan dan pertengkaran yang terjadi di dalam hati kita. Banyak sekali hal-hal atau kebiasaan yang harus kita ubah atau bahkan harus kita tinggalkan demi satu tujuan, yaitu memperbaiki diri.

Contohnya, orang yang dulunya merokok. Karena keinginan dan tujuan memperbaiki diri maka orang tersebut harus meninggalkan kebiasaan merokoknya. Contoh berikutnya, orang yang dulu mengerjakan shalat masih bolong-bolong atau tidak tepat waktu, harus mengubah kebiasaannya tersebut. Itu semua harus mereka lakukan hanya demi satu tujuan, yaitu memperbaiki diri. Untuk meninggalkan suatu kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan kita itu tidak mudah. Pasti banyak sekali pengorbanan dan perjuangan yang harus kita lakukan untuk melakukannya. Di situlah letak kesulitan dari memperbaiki diri. Jadi, jika kita merasa sudah memperbaiki diri kita selama ini dan merasa sudah menjadi pribadi yang lebih baik lagi di bandingkan tahun kemarin, sekarang coba tanyakan kepada orang-orang terdekat kita. Seperti keluarga, sahabat, teman, kita. Apakah kita mendengar jawaban yang sama dengan jawaban kita atau justru kita mendengar jawaban yang berbeda dari jawaban kita?

Jika orang-orang terdekat kita mengatakan bahwa kita sudah banyak berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, usahakan untuk terus mempertahankan atau bahkan meningkatkannya di tahun yang akan datang. Akan tetapi jika orang-orang terdekat kita masih mengatakan ada beberapa hal atau kebiasaan yang harus di ubah, itu artinya kita bisa di bilang “gagal” dalam upaya memperbaiki diri. Tapi kita tidak perlu khawatir, karena waktu untuk terus memperbaiki diri itu tidak di batasi. Karena selama kita masih bisa bernafas dan beraktifitas seperti biasa, itu artinya kita masih di berikan kesempatan oleh Tuhan untuk terus memperbaiki diri kita. Jadi jangan pernah kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah di berikan oleh Tuhan kepada kita.

Mari sama-sama kita mencoba untuk terus memantaskan diri di hadapan-Nya. Mari kita usahakan dan upayakan untuk terus memperbaiki diri, agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jangan pernah kita cepat puas dengan apa yang sudah kita capai sekarang. Karena masih banyak hal yang harus kita lakukan untuk menyongsong masa depan. Jadi bagi kita yang merasa masih “gagal” untuk memperbaiki diri, tidak perlu berkecil hati. Cukup kuatkan iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, InsyaAllah Tuhan akan menuntun kita pada kebaikan. Dan untuk kita yang merasa sudah menjadi pribadi yang lebih baik di bandingkan kemarin, usahakan untuk mempertahankan dan kalau bisa upayakan untuk terus meningkatkan kebaikan yang akan kita lakukan selanjutnya. Karena masih banyak yang harus kita lakukan untuk menyongsong impian dan masa depan.

Semoga tahun ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk terus memperbaiki diri dan memantaskan diri. Agar kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi di bandingkan tahun-tahun yang sudah kita lalui. Semoga harapan dan impian kita yang belum terwujud di tahun ini, bisa terwujud dan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. Jadi jangan pernah berhenti berusaha dan berjuang untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan dan harapan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun