Dalam kurun waktu kurang lebih 3 periode Lembang dewata di bawah pimpinan karismatik Demianus pasau , ada begitu banyak karya nyata yang terlihat disepanjang sudut desa. Mulai dari pembangunan fisik mau pun nonfisik semua perlahan berjalan berirama menelusuri hiruk pikuk tatanan adat setempat.
 Kini sudah tibah masa pergantian "the next leader" dalam bahasa sehari-hari to uttoi Banua penanna Lembang. , tentu apa yang kita harapkan haruslah lebih baik dari sebelumnya, yang baik harus di teruskan yang buruk harus ditinggalkan dan yang perlu dibenahi dan dirubah itu tidak boleh di tawar.Â
 Lembang dewata tentu butuh sentuhan tangan yang berbeda dari biasax mengingat masyarakatnya yang begitu plular dalam menentukan siapa yang bisa membawa Lembang dewata ke arah yang lebih baik.
 Terlepas dari semua itu, peran generasi mudah sangat di harapkan, bukan hanya sekedar berpatisipasi memberikan hak suaranya tetapi lebih ke pemahaman politik yang sesungguhnya. Pendidikan dan pemahaman politik itu penting adanya, mengingat masyarakatnya dari segi pendidikan masih sangat kurang dan minim.
Dalam pemilihan kepala desa Dewata ini sangat unik, lain dari pada yang lain, sebab para calon masih punya hubungan keluarga satu dengan yang lain. Selain unik masyarakat juga dilemah dalam hal menentukan siapa yang mereka mau pilih, sebab punya masing-masing hubungan keluarga dengan para calon. Tapi terlepas dari semua itu bicara politik bicara tentu tidak terlepas dari namanya kepentingan, "tidak ada kawan dan lawan yang abadi selain kepentingan". Saya tidak membahas kawan maupun musuh dalam konteks ini karena saya percaya semua adalah keluarga, masih satu rahim, dalam bingkai keluarga besar to dewata. Nama yang begitu populer diluar.
Kembali ke topik siapa yang akan memimpin Lembang dewata lima tahun kedepan tentu tidak terlepas dari pilihan bijak masyarakatnya. Selain pertimbangan khwalitas dan moral, kebijaksanaan mesti menjadi garda terdepan menentukan sosok nahkoda yang akan membawa Lembang ke perubahan yang nyata...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H