Mohon tunggu...
Salva YurivaParamanandani
Salva YurivaParamanandani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Seorang mahasiswa pendidikan sejarah semester 7 yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Tematik UPI Kelompok 127-E Indramayu Hadang Sampah dengan Trash Barrier di Sungai Desa Karangsong

15 Agustus 2022   12:30 Diperbarui: 1 September 2022   15:23 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trash barrier tradisional bisa dibuat dari jaring bahkan jerigen atau galon yang dirangkai memanjang. Alat tersebut bisa jadi alternatif jika belum mampu untuk menyediakan alat yang lebih mutakhir. Trash barrier yang lebih mutakhir biasanya terbuat dari baja dan aluminium. Bentuknya saat mengapung menyerupai tabung yang dirangkai memanjang. Ada alat yang dibagian bawahnya terdapat jaring besi. Ini berfungsi untuk memberi jalan ikan. Alat ini sangat mudah dipasang dan dioperasikan. Selain itu, alat ini juga dapat bekerja 24 jam non stop untuk menangkap sampah. Untuk menggunakan alat ini, kita harus menentukan lokasi bantaran sungai yang masih terjangkau moda transportasi. Ini penting karena lokasi harus bisa diakses alat transportasi angkutan sampah. Trash barrier sebaiknya dipasang di muara sungai untuk mencegah sampah bocor ke laut.

lokasi trash barrier (Dokpri)
lokasi trash barrier (Dokpri)
Setelah melakukan proses pembuatan, kelompok 127 – E KKN UPI ini kemudian melakukan pemasangan thrash barrier di sungai sekitar daerah Talang Tembaga yang berlokasi di Desa Karangsong, Indramayu. Lokasi ini dipilih karena melihat daerah tersebut merupakan salah satu titik ramai sampah di daerah Karangsong. Pemasangan thrash barrier di Talang Tembaga dilakukan pada pada hari Rabu (3/8/2022). Alat ini dipasang melintang dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya. Setelah dipasang, alat akan berfungsi otomatis menangkap sampah yang hanyut melewatinya. Sampah yang terkumpul kemudian dibawa ke daratan dengan diangkut menggunakan perahu atau conveyor. Selanjutnya, sampah bisa dimasukkan ke gerobak atau mobil pengangkut sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Harapan dari Kelompok 127 – E KKN Tematik UPI ini agar laut tempat banyaknya masyarakat di Indramayu menggantungkan hidup dan hasil laut yang merupakan komoditas unggulan daerah ini dapat terbebas dari sampah yang mencemari laut, sesuai dengan tema kelompok yaitu Desa Peduli Lingkungan Laut, di harapkan juga warga sekitar lebih peduli mengenai pentingnya menjaga laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun