Mohon tunggu...
Jakarta Bawah Tanah
Jakarta Bawah Tanah Mohon Tunggu... -

Tetap sederhana dalam Dealektika

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Amok Massa"

26 Januari 2011   07:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296025217896221361

Melihat semakin carut-marutnya situasi yang dialami rakyat Indonesia saat ini, yang menjadi pertanyaan kemudian bagaimana Pemuda harus bersikap?. Pertanyaan ini muncul dengan semakin massifnya konflik elit yang mengimbas pada konstelasi situasi gerakan sosial saat ini. atas konflik elit serta semakin ”ngawur”nya gerakan sosial bersikap membuat situasi rakyat menjadi semakin aapatis terhadap gerakan saat ini. Banyaknya gerakan yang kemudian terfragmentasi pada konflik elit politik menjadikan Pemuda sadar betul bahwa disituasi saat ini yang sangat dibutuhkan adalah kekuatan gerakan yang dapat dijadikan pelopor perubahan dengan selalu mengusung isu-isu problem kerakyataan sebagai ujung tombak dalam kerja gerakan mendorong situasi sosial menjadi situasi politik. maka saatnya Pemuda mengusahakan dirinya (organisasi) untuk menjadi garda depan perubahan dengan tetap mengusung isu kerakyataan sebagai tema besar perjuangan saat ini, serta mencoba membangun kepeloporan gerakan dengan membangun aliansi-aliansi taktis maupun strategis dalam kerangka gerakan ekstraparlementer. Melihat hal ini, Sikap Pemuda secara organisasi baik ditataran nasional dan juga diharapkan sampai di daerah, mampu membangun kekuatan rakyat dalam bingkai ekstraparlementer dengan tetap mendorong isu kerakyataan sebagai tema besar perjuangan. dengan ini dapat disimpulkan, bahwa keniscayaan atas perjuangan rakyat terhadap penindasan dan kemiskinan sama saja bermakna konsolidasi nasional demokrasi kerakyatan. Dimana proletarisasi negara bangsa serta marjinalisasi dan penghisapan sumber daya alam republic ini sudah harus disingkirkan dan menegaskan kembali kemerdekaan nasional kedua, dimana kedaulatan Negara diukur dari kedaulatan warga negaranya terhadap tanah, air, udara dan seluruh kekayaan yang dikandung oleh ibu pertiwi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun