“Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, kamu dapat mengubah dunia” – Nelson Mandela
Pendidikan adalah hak segala bangsa. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan dengan layak dan setinggi-tingginya, karena pendidikan dapat menunjang kehidupan yang lebih baik kedepan nya. Melalui pendidikan yang baik, penerus bangsa akan dipimpin oleh generasi emas.
Gerakan Mengajar Desa (GMD) adalah organisasi anak muda yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat khususnya di bidang pendidikan. Hadir sejak tahun 2018, saat ini GMD memiliki kurang lebih 8000 relawan dari 144 daerah dan 28 provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan tagline 'Pintar Desanya, Maju Negaranya', kegiatan yang dilakukan oleh Gerakan Mengajar Desa merupakan langkah positif yang patut disemarakkan oleh generasi saat ini untuk memajukan pendidikan di Indonesia yang lebih merata.
Gerakan Mengajar Desa ini tersebar di berbagai kota, salah satunya yakni Gerakan Mengajar Desa Kota dan Kabupaten Bogor. GMD Bogor ini sudah ada sejak 2019 lalu, berawalkan dari para pemuda di Bogor yang memiliki visi dan misi yang sama.
“Adanya GMD Bogor ini dilatarbelakangi dari ketertarikan para generasi muda untuk berkontribusi meningkatkan minat anak-anak di pelosok daerah dalam hal pendidikan yang tinggi, akhirnya dibentuklah wadah untuk mewujudkan gerakan tersebut,” ucap Ketua Gerakan Mengajar Desa Bogor 2022 Luthfi Ghifari.
Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun kebelakang membuat kegiatan belajar-mengajar di sekolah sempat kurang efektif. Hal ini juga berdampak terhadap pemahaman siswa, khususnya di tingkat sekolah dasar.
Gerakan Mengajar Desa Bogor melaksanakan pengabdian di Desa Purasari, Leuwiliang, Kabupaten Bogor pada tanggal 12-18 Februari 2023 lalu. Kegiatan yang berlangsung 7 hari tersebut berfokus dengan kegiatan mengajar yang dilakukan di SDN Tanjung Sari 02.
Mahasiswa IPB yang kerap disapa Arie ini mengatakan sulitnya akses dan informasi mengenai dari daerah tersebut menjadi motivasi dirinya dan tim Gerakan Mengajar Desa untuk membagikan ilmu yang mereka miliki.
"Karena akses desanya yang cukup sulit sehingga terbatasnya informasi-informasi dan perkembangan daerahnya menjadi motivasi tutor inspiratif untuk berbagi," tuturnya.