Mohon tunggu...
Siti Maulida Salsavira
Siti Maulida Salsavira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Siti Maulida Salsavira, Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Sosialisasi Anti Bullying bagi Anak

3 Januari 2023   14:03 Diperbarui: 3 Januari 2023   14:05 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku bullying masih banyak kita jumpai saat ini.  Bullying merupakan perilaku negatif atau tindak kekerasan secara sengaja yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang yang dilakukan secara berulang-ulang. 

Jadi, bullying terjadi karena adanya perilaku negatif yang dilakukan dengan sengaja, adanya pengulangan bullying terhadap korban, serta adanya ketidakseimbangan kekuatan fisik maupun psikis antara korban dan pelaku bullying. 

Perilaku manusia merupakan proses interaksi individu dengan linkungan sekitarnya sebagai makhluk hidup yang pada hakekatnya berasal dari dalam maupun luar individu itu sendiri. 

Bullying dapat berakibat buruk bagi sang pelaku maupun korbannya. Bagi korban dampaknya dapat berupa luka fisik, mengalami ketakutan, kecemasan, serta memungkinkan munculnya gangguan psikis. Sedangkan, bagi pelaku dapat berdampak pada penurunan empati, peningkatan perilaku agresif, terbiasa mendapatkan sesuatu dengan cara memaksa, menumbuhkan perilaku anti sosial, tidak di sukai orang sekitar, serta dapat mengalami masalah kesehatan mental.

Dalam kehidupan ini, manusia melalui beberapa fase dalam hidupnya mulai dari fase bayi, anak-anak, tumbuh dewasa dan menjadi seorang remaja yang mulai mencari jati dirinya serta mulai mengenal lingkungannya yang lebih luas dapat membuat sikap dan perilaku sosialnya makin meningkat. 

Jika nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang sejak kecil adalah nilai-nilai yang baik, maka bisa dipastikan kepribadiannya dan perilaku sosialnya juga baik. 

Sebaliknya, jika nilai-nilai yang baik tidak ditanamkan pada diri seseorang sejak kecil maka akan berakibat pada perkembangan perilaku sosialnya menjadi terhambat, hal ini dapat memunculkan perilaku-perilaku patologis yang salah satunya adalah bullying.  

Untuk itulah peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam membentuk kepribadian dan perilaku sosial anak untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan, salah satunya dapat dilakukan dengan cara mengajarkan sosialisasi anti bullying kepada anak-anak dan para remaja yang sangat kritis. Lalu, Apa Itu Sosialisasi? Apa yang bisa kita lakukan sebagai upaya mencegah terjadinya bullying di linkungan anak-anak?

Sosialisasi 

Sosialisasi merupakan proses interaksi yang dilakukan manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya. Dengan diadakannya proses sosialisasi, setiap individu dapat memahami serta menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan status dan peran masing-masing individu di dalam masyarakat. 

Menurut Peter L. Berger, sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Sedangkan menurut Soejono Dirdjosisworo, sosialisasi mencakup tiga arti, yaitu :

  • Proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi dimana individu menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
  • Kebiasaan, dalam bersosialisasi setiap individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah lakudi dalam masyarakat di mana ia hidup.
  • Sifat dan kecakapan, dalam proes sosialisasi mengajarkan setiap individu untuk mengembangkan semua sifat dan kecakapan sebagai suatu kesatuan dalam diri seseorang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, sosialisasi adalah proses interaksi manusia dengan menanamkan nilai-nilai, kebiasaan, dan norma bertingkah laku dari generasi ke generasi dalam menjalankan perannya di masyarakat. Sebagai upaya memfilter perilaku sosial anak perlu diadakannya sosialisasi.

Sosialisasi Anti Bullying 

Sosialisasi anti bullying adalah suatu upaya dalam memberi pemahaman kepada khalayak terkait besarnya dampak yang ditimbulkan jika seseorang mengalami perilaku bullying. Saat ini sudah banyak terjadi kasus bullying di lingkungan sekolah  dan banyak mendapat perhatian terutama bagi orang tua, pihak sekolah, maupun pemerintah. 

Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yaitu menyatakan bahwa "Setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum''. 

Jadi, apabila perbuatan seseorang menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, atau seksual terhadap anak maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai tindak kekerasan. Orangtua, sekolah, maupun masyarakat harus ikut berperan dalam upaya pencegahan perilaku bullying melalui berbagai cara, seperti:

  • Memberi pemahaman kepada anak mengenai bullying dan cara menghadapinya secara aman. Berikan pemahaman bahwa bullying merupakan perbuatan negatif yang tidak boleh dilakukan dan tidak dapat diterima.
  • Mengajarkan bagaimana cara menghadapi pelaku bullying, bagaimana menolak dan menunjukkan perilaku tegas agar anak terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
  • Ajarkan strategi untuk selalu tetap aman dan selalu ada dalam kelompok yang mendukung anak.
  • Beri pemahaman kepada anak untuk selalu mendukung pihak yang mendapat perilaku bullying dengan meminta bantuan orang dewasa
  • Selalu menjaga komunikasi baik dengan anak, Tanya dan dengarkan saat mereka mengungkapkan perasaannya atau pendapatnya. Sebagai orang tua kita harus tahu bagaimana lingkungan pertemanan mereka, apa saja kegiatan anak di sekolah, dan berusaha memahami apa yang menjadi kekhawatiran anak.
  • Dukung anak agar selalu melakukan kegiatan positif yang mereka sukai seperti mengikuti ekstrakulikuler di sekolah, menyalurkan hobi, minat dan bakat anak akan membantu dan melindungi mereka dari pergaulan sosial yang tidak baik.
  • Ajarkan anak untuk selalu bersikap baik dan menghormati orang lain.
  • Pihak sekolah juga perlu menciptakan lingkungan sekolah yang tentram, aman dan saling mendukung.

Jadi, jangan anggap remeh tindakan yang termasuk kedalam perundungan atau bullying yang akan sangat berdampak pada perkembangan dan perilaku sosial seseorang dan mulailah untuk meningkatkan kepedulian kita terhadap orang lain disekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun