Mohon tunggu...
Salsa Siti Suherbilah
Salsa Siti Suherbilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A piece of hope pinned among the dew

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Milenial dan Generasi Z: Memilih Kehidupan Tanpa Anak

13 Juni 2024   13:26 Diperbarui: 13 Juni 2024   13:35 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era modern saat ini, berbagai macam hal semakin mudah untuk mendapat banyak perhatian, salah satunya yaitu keputusan untuk tidak memiliki anak yang kini seakan menjadi sebuah tren. Keputusan tersebut mencerminkan bahwa adanya perubahan nilai-nilai personal, budaya serta sosial yang mempengaruhi pandangan tentang keluarga dan kehidupan pribadi seseorang masa kini.

Generasi milenial dan generasi Z yang semakin sadar akan pentingnya keseimbangan dalam hidup, kini banyak yang lebih memilih untuk berfokus pada pengembangan diri serta kebebasan pribadi. Mereka memandang bahwa kehadiran seorang anak akan menjadi tanggung jawab besar yang harus mereka pikul, sementara itu hal tersebut mungkin tidak cocok dengan tujuan serta gaya hidup yang mereka miliki. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk mengeksplor banyak hal seorang diri dengan bebas tanpa kehadiran seorang anak.

Bukan hanya karena kebutuhan pribadi, keputusan untuk child free juga dipertimbangkan karena mengingat membesarkan seorang anak juga membutuhkan biaya, tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Kondisi ekonomi yang tidak pasti, menjadikan mereka merasa lebih bijaksana untuk fokus pada diri sendiri dengan mengembangkan karir dan menciptakan kestabilan finansial pribadi. Jika tetap memilih untuk memiliki anak, mereka khawatir tidak akan mampu memenuhi seluruh kebutuhan sang anak dari berbagai aspek.

Selain itu, mempersiapkan anak untuk hidup di masyarakat juga merupakan hal yang kompleks karena kehidupan dalam bermasyarakat akan terus berubah. Tantangan sosial, politik dan lingkungan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat menjadi suatu teka-teki tak pasti yang sulit untuk dipahami. Sehingga diperlukan adanya usaha untuk memahami bagaimana cara terbaik untuk mendidik anak dalam menhadapi tantangan tersebut. Khawatir akan masa depan kehidupan sosial yang tak pasti, menjadikan mereka menghindari keputusan untuk memiliki anak. Banyak dari mereka juga memahami bahwa tidak harus menjadi seorang orang tua untuk mendapatkan kebahagiaan serta makna dalam kehidupan. Masih banyak hubungan sosial lain yang dapat membuat mereka mendapatkan hal tersebut.

Keputusan untuk child free bukanlah keputusan yang dapat dianggap sah oleh setiap individu, masih banyak stigma sosial yang sering kali terjadi, seperti dianggap egois, atau bahkan dianggap tidak memahami nilai-nilai tradisional tentang keluarga. Namun sebenarnya, keputusan tersebut adalah hak dan pilihan pribadi seorang individu yang harus dihormati. Dengan menghormati pilihan hidup orang lain, kita dapat menciptakan lingkungan kehidupan sosial yang lebih terbuka untuk semua orang. Tak hanya itu, dengan menghargai adanya keberagaman pilihan hidup, juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih mendukung untuk generasi selanjutnya untuk mengeksplor kehidupan jauh lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun