Dalam bulan Ramadhan, tentunya banyak hal yang ditunggu tunggu oleh umat Islam. Mulai dari ngabuburit, memburu takjil, buka puasa bersama, dan pastinya solat tarawih. Menurut saya sendiri, mencari takjil dan ngabuburit sembari nunggu waktu berbuka hal yang paling menyenangkan. Apalagi pada bulan Ramadhan banyak sekali jajanan takjil yang beragam. Pada umumnya, macam-macam takjil yang dicari adalah makanan-makanan khas yang ada di bulan Ramadhan seperti kolak, bubur sumsum dengan gula merah, aneka gorengan, martabak manis, mie glosor dan makanan-makanan khas lainnya yang dijual oleh para pedagang takjil.
   Terlebih di Kota Bogor sendiri, takjil yang dijual sangatlah beragam. Seperti di salah satu kawasan Kota Bogor, yaitu Suryakencana yang sering disebut "Surga Kulinernya Kota Bogor". Mengapa disebut Surga Kulinernya Kota Bogor? karena di Suryakencana ini terdapat banyak sekali kuliner yang khas dan populer yang telah dikenal oleh banyak orang, baik dari warga Bogor itu sendiri hingga warga dari daerah lain di luar Bogor. Pada waktu weekend, kawasan ini selalu dipadati oleh orang luar Bogor hanya sekedar untuk berburu kuliner. Pedagang makanan di kawasan ini pun tak pernah habis dari masa ke masa. Itulah yang membuat kawasan ini menjadi istimewa di Kota Bogor. Di sepanjang jalan itu terdapat berbagai peninggalan sejarah dan budaya yang besar dari Kebudayaan Sunda dan Tionghoa. Disana pun kita bisa menemukan Vihara Dhanagun, dimana memang sejak lama etnis Cina sudah ada di daerah tersebut. Itulah mengapa Suryakencana dikenal kawasan pecinan yang sangat populer di Indonesia. Seiringnya berjalan waktu, kawasan ini terus mengalami perubahan sehingga sekarang juga dikenal sebagai salah satu kawasan kuliner terkenal di Kota Bogor.
   Pada kesempatan di Bulan Ramadhan tepatnya pada sore hari Senin (19/4/2021), saya mengunjungi kawasan Suryakencana tersebut. Dalam kesempatan ini, saya bersama teman saya mengunjungi kawasan tersebut. Selain untuk berburu takjil disana, saya pun ingin mengetahui sejarah salah satu kuliner di kawasan tersebut. Setahu saya disana terdapat pedagang martabak legendaris yang sudah dikenal dan dikunjungi orang dari berbagai kota hanya untuk mencicipi rasa martabaknya, yaitu Martabak Bangka Ncek.
   Setibanya saya bersama teman sampai disana, saya tanya kepada salah satu bapak juru parkir disana untuk menanyakan letak Martabak Bangka Ncek dikarenakan saya sedikit lupa lokasi tepatnya dimana.
  "Waduh mbak kalau jam segini biasanya sudah tutup dan habis." Kata bapak juru parkir.
Sibapak menyarankan, "Kalau mau ke martabak bangka satu lagi posisi ada disana tuh, dibawah lampu sebrang Maybank".
  "Ohiya Pak Terimakasih Pak" Jawab saya
Kami pun langsung berjalan menuju tempat yang diberi tahu oleh bapak tersebut.
Setibanya dilokasi tersebut, kami langsung memesan martabak yang kata si Bapak tadi merupakan salah satu martabak bangka yang legendaris juga selain Martabak Bangka Ncek. Setelah saya memesan, tak lama adzan maghrib terdengar, yang menandakan waktunya berbuka puasa. Berbarengan dengan adzan ini, seorang Ibu yang menjual martabak tersebut menawari kami air mineral untuk berbuka puasa.
  "Ini Dek, air mineral buat buka puasa, diambil saja" kata seorang Ibu sembari menawarkan air mineral kepada saya dan teman saya.
  "Ohiya, Bu. Terimakasih sebelumnya, jadi ngerepotin aja. Hehehe" Jawab salah satu teman saya sambil mengambil air mineral tersebut.