Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menilai seseorang dari bagaimana ia berbicara atau seberapa sering ia mengungkapkan pendapatnya. Orang yang pendiam sering kali dianggap tidak memiliki keberanian atau bahkan dinilai kurang percaya diri. Padahal, diam bukanlah tanda kelemahan, dan tidak banyak bicara bukan berarti tidak berani. Dalam Islam, nilai dakwah mengajarkan kepada kita bahwa keberanian sejati tidak diukur dari seberapa keras seseorang berbicara, melainkan dari keteguhan hatinya dalam menjalankan kebenaran.
Diam Sebagai Kebijaksanaan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim). Diam dalam Islam memiliki makna mendalam, yaitu sebagai bentuk kebijaksanaan untuk menghindari perkataan yang sia-sia atau menyakitkan.
Seseorang yang memilih diam dalam situasi tertentu sebenarnya sedang menunjukkan keberanian yang luar biasa. Ia berani menahan diri dari perdebatan yang tidak produktif, dari kemarahan yang dapat merusak, atau dari fitnah yang dapat menimbulkan dosa. Sikap ini sejalan dengan nilai dakwah yang mengedepankan kebaikan dalam setiap tindakan.
Keberanian dalam Tindakan
Keberanian tidak selalu harus ditunjukkan melalui kata-kata. Seorang pendiam bisa saja menunjukkan keberanian melalui tindakan nyata yang memberikan dampak positif bagi sekitarnya. Dalam dakwah, Rasulullah SAW mencontohkan bahwa amal perbuatan adalah bentuk dakwah yang paling efektif. Misalnya, membantu tetangga yang kesulitan, bersedekah secara diam-diam, atau menjadi teladan dengan akhlak yang mulia.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan katakanlah (Muhammad), 'Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin...'" (QS. At-Taubah: 105). Ayat ini menegaskan bahwa tindakan yang nyata lebih berarti dibandingkan sekadar ucapan tanpa amal.
Mengedepankan Hikmah dalam Dakwah
Dalam berdakwah, tidak semua situasi membutuhkan banyak bicara. Ada kalanya kita hanya perlu mendengarkan atau memberikan contoh nyata tanpa harus berkata-kata. Pendekatan ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. An-Nahl: 125).
Hikmah dalam berdakwah menuntut kita untuk memahami situasi dan kondisi. Tidak semua orang bisa menerima nasihat dengan cara yang sama. Ada yang lebih tersentuh dengan tindakan dibandingkan dengan kata-kata. Oleh karena itu, keberanian dalam dakwah juga berarti berani memilih cara yang tepat untuk menyampaikan kebenaran.