Sejarah dapat dikatakan sebagai pelajaran yang tak pernah lekang oleh waktu. Sejarah sendiri merupakan ilmu yang mempelajari mengenai berbagai peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, baik dalam perkembangan maupun dinamika kehidupan masyarakat pada masa tersebut. Selain itu sejarah juga dapat diartikan sebagai catatan mengenai masyarakat atau pun peradaban manusia yang terjadi pada watak maupun sifat masyarakat.
Sejarah akan semakin terus bertambah dengan seiring berjalanya waktu, tentunya karena hal demikian kita memerlukan pengarsipan data untuk menyimpan sejarah lama supaya tidak hilang. Sebelum dunia mengenal digitalisasi atau yang kerap dikenal oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT), pengarsipan data sejarah biasanya dilakukan dengan menggunakan dokumen tertulis (manuskrip, surat kerajaan, piagam, atau catatan perdagangan), artefak fisik (patung, prasasti, atau benda-benda peninggalan budaya) dan juga media cetak (buku, peta, dan surat kabar). Sayangnya pengarsipan seperti itu memiliki tantangan tersendiri karena dalam pengarsipan model lama ini terdapat tantangan yang dimulai dari rawanya arsip kertas yang rusak ataupun lembab, askes yang sulit dijangkau yang membuat peneliti lain sulit mengaksesnya, serta beberapa arsip yang hilang karena ntah itu peperangan, bencana alam ataupun yang lainnya.
Seiring berjalanya waktu, karena pengarsipan data sejarah yang lama pastinya dirasa kurang relevan untuk jangka panjang. Pengarsipan data sejarah ini pada akhirnya mengalami perubahan, apalagi ketika memasuki era digitalisasi. Pada masa ini digitalisasi memungkinkan dokumen sejarah seperti manuskrip, foto, peta, dan artefak fisik lainnya diubah menjadi format digital, seperti file PDF, gambar, atau video. Selain itu juga arsip digital dapat disimpan di server berbasis cloud, seperti Google Drive ataupun platform khusus seperti UNESCO Digital Archive yang memungkinkan penyimpanan aman dengan akses mudah dijangkau oleh siapapun yang memiliki akses dan juga dapat dikunjungin kapan saja dan di mana saja.
Perubahan dunia kearah digitalisasi ini tentunya tidak hanya berpengaruh pada pengarsipan sejarah saja, tetapi juga dalam hal pembelajaran sejarah. Berkat kemajuan zaman, pembelajaran sejarah pada zaman sekarang sangat mudah untuk diakses. Dapat dilihat dari cara pengarsipan yang sudah mulai modern, hal ini berdampak pada mudahnya akses untuk mendapatkan informasi informasi sejarah secara mudah. Dimulai dari sejarah dalam negara sendiri maupun juga sejarah luar negri.
Perkembangan ini tentu berdampak juga kepada museum, selain dari segi arsiparis yang dapat secara digital dan juga lebih mudah. Berkat kemajuan zaman yang ada, kita jadi dapat merasakan virtual museum tour yang dapat dijangkau darimana saja. Tentunya hal ini sangat menunjang pembelajaran sejarah, mengingat tidak semua orang dapat secara langsung mengunjungi museum secara fisik. Dengan adanya virtual tour ini, seseorang yang keberadaanya jauh dari lokasi museum itu sendiri dapat turut melihat bagaimana keadaan museum yang ingin ia kunjungi secara daring. Tak hanya faktor jarak saja, namun dengan adanya virtual tour ini menjadikan pengunjung untuk dapat berkunjungan tanpa adanya hambatan waktu maupun biaya. Trobosan ini tidak hanya menarik pengunjung lokal tetapi juga secara tidak langsung menarik pengunjung luar wilayah, karena cakupan pengunjungnya semakin luas.
Dalam pembelajaran sejarah sendiri, kebanyakan orang beranggapan bahwa pembelajaran sejarah sangat membosankan. Namun, virtual tour museum dapat dikatakan sebagai salah satu penyebab berubahnya pemikiran masyarakat terhadap pembelajaran sejarah yang dianggap membosankan. Tampilan yang sangat menarik dan tidak membosankan serta cara penyajian dan fitur yang diberikan sangat mudah digunakan sebagai media pembelajaran yang menjadikan masyarakat khususnya anak sekolah menjadi tidak bosan untuk mempelajari sejarah dalam museum. Salah satu pemanfaatan Museum Tour Virtual dalam pembelajaran sejarah yang dapat diterapkan oleh tenaga pendidik contohnya dapat menggunakan website Museum Tour Virtual yang dimiliki oleh Museum Nasional Indonesia.
Kemajuan teknologi dalam pembelajaran sejarah sendiri tentunya tidak hanya mengenai virtual tour museum saja, namun tenaga pendidik juga turut berperan penting. Mengapa demikian? Karena tenaga pendidik seperti guru biasanya menjadi peran utama di sekolah sebagai seseorang yang mengenalkan sejarah kepada siswa. Inovasi dari guru sendiri tentunya diperlukan supaya siswa tidak merasa bosan.
Digitalisasi dalam pembelajaran sejarah menjadi salah satu inovasi guru untuk mensiasati agar siswa tidak cepat merasa bosan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Canva sebagai media E-Poster Pembelajaran Sejarah. Penggunaan aplikasi Canva dalam pembelajaran sejarah ini dapat membuka peluang baru bagi guru dan siswa untuk mengeksplorasi biografi pahlawan dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Selain itu juga melalui proses pembelajaran yang dipadukan dengan aktivitas kreatif, aplikasi ini dapat membantu merubah cara pandang terhadap pembelajaran sejarah yang dianggap membosankan.
Pemanfaatan Canva dalam pembelajaran sejarah memberikan berbagai keuntungan bagi proses belajar mengajar. Pertama, aplikasi ini menyediakan berbagai template desain profesional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Kedua, interface yang user-friendly memungkinkan guru dan siswa untuk dengan mudah membuat konten visual yang menarik tanpa perlu keahlian desain grafis yang mendalam. Ketiga, fitur kolaborasi dalam Canva memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, mengembangkan kreativitas bersama, dan saling memberikan masukan dalam proses pembuatan poster digital.
Dalam konteks pembelajaran sejarah, E-Poster yang dibuat menggunakan Canva dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan informasi historis. Siswa dapat mengintegrasikan berbagai elemen seperti foto pahlawan, timeline peristiwa penting, peta lokasi bersejarah, dan informasi faktual dalam satu tampilan yang kohesif dan menarik secara visual. Proses pembuatan E-Poster ini juga mendorong siswa untuk melakukan riset mendalam tentang materi sejarah yang akan mereka sajikan.
Penggunaan Canva dalam pembelajaran sejarah sejalan dengan tuntutan pendidikan di era digital. Keterampilan yang dikembangkan melalui pembuatan E-Poster tidak hanya terbatas pada pengetahuan sejarah, tetapi juga mencakup literasi digital, kemampuan kurasi informasi, dan keterampilan presentasi visual. Hal ini mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan sambil tetap mempertahankan pemahaman mereka terhadap nilai-nilai sejarah dan semangat nasionalisme.