Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dimana perguruan tinggi yang memberikan hak belajar di luar kampus selama satu semester atau setara dengan 20 SKS.Â
Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau yang biasa disingkat menjadi MBKM merupakan kebijakan KementerianUntuk mengikuti kegiatan MBKM, mahasiswa diberi kebebasan untuk memilih salah satu dari delapan aktivitas MBKM yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Dengan adanya kegiatan MBKM ini diharapkan dapat memunculkan paradigma baru di dalam perguruan tinggi.Â
Aktivitas MBKM yang dilaksanakan kali ini adalah Proyek Kemanusiaan dengan judul Sekolah Alam Membantu Mencerdaskan Generasi Muda di Masa Pandemi COVID-19.Â
Dalam melaksanakan Proyek Kemanusiaan tersebut, dibentuklah kelompok MBKM yang beranggotakan 10 orang dengan masing-masing jobdesc yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, divisi kesiswaan, divisi kurikulum, divisi sarana dan prasarana, serta divisi media.Â
Lokasi kegiatan berada di Desa Jatirejo, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar yang dimulai pada bulan Maret sampai bulan Juli tahun 2022.Â
Kegiatan Sekolah Alam, terinspirasi oleh Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) FMIPA UNS 2021 yang telah membentuk Tim HIMATIKA Mengajar, yaitu tim yang melaksanakan program kemanusiaan berupa pendampingan belajar kepada anak-anak di Desa Jatirejo, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar.Â
Berdasarkan pengalaman Tim HIMATIKA Mengajar selama melaksanakan program tersebut, diketahui bahwa sistem pembelajaran yang diterapkan di Desa Jatirejo hanya berupa pembelajaran formal, sehingga menyebabkan motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap pelajar terutama pelajar sekolah dasar dan sekolah menengah pertama masih rendah.Â
Rendahnya motivasi belajar dapat mengakibatkan kurangnya minat pelajar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya, terbukti dengan banyaknya pelajar lulusan SMP di Desa Jatirejo yang tidak melanjutkan ke SMA/SMK/Sederajat. Oleh karena itu, sistem pendidikan di desa tersebut dapat lebih dimaksimalkan.
Sistem pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah-sekolah di Desa Jatirejo masih terpaku pada teori dan hanya terbatas di lingkungan sekolah saja, sehingga para pelajar kurang mengimplementasikan ilmunya ke alam sekitar.Â
Hal ini mengakibatkan alam menjadi kurang mendapat kepedulian dari masyarakat termasuk pelajar, dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang dibuang sembarangan. Padahal, lingkungan di Desa Jatirejo masih tergolong asri, dapat dilihat dari banyaknya lahan pertanian dan perkebunan yang subur.Â
Berdasarkan analisis situasi di atas, kami melaksanakan program Sekolah Alam Membantu Mencerdaskan Generasi Muda Desa Jatirejo di Masa Pandemi COVID-19. Dimana program tersebut menerapkan sistem pembelajaran di luar lingkungan sekolah dengan memanfaatkan lingkungan alam sekitar.Â