Mohon tunggu...
ILMPI WILAYAH IV
ILMPI WILAYAH IV Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia Wilayah Yogyakarta

Managed by Staff Badan Pengembangan dan Pengkajian Keilmuan Wilayah IV

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyingkap Mental Health Issues yang Masih Marak di Kalangan Remaja: Self-Injury "Nge-barcode", Benarkah Salah Satu Faktor Bunuh Diri?

10 Februari 2024   19:47 Diperbarui: 10 Februari 2024   19:56 2517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks ini, penanganan dan dukungan psikologis menjadi sangat penting. Mendekati individu yang melibatkan diri dalam NSSI dengan empati dan pemahaman dapat membuka pintu untuk membantu mereka mengatasi konflik emosional yang mendasari perilaku tersebut. Selain itu, upaya pencegahan bunuh diri juga harus diperkuat melalui pendekatan yang komprehensif, termasuk pendidikan publik, peningkatan kesadaran, serta penyediaan sumber daya dan layanan kesehatan mental yang memadai. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi individu yang berpotensi mengalami kesulitan kesehatan mental ini.

Memahami Gejala dan Faktor

Gejala yang umum terkait dengan NSSI melibatkan serangkaian perilaku merugikan diri yang mencakup sayatan pada kulit menggunakan benda tajam seperti pisau atau gunting, pukulan atau tinjuan pada tubuh untuk merasakan rasa sakit, serta penggunaan benda tajam lainnya untuk membuat luka sayatan. Selain itu, individu yang mengalami NSSI juga mungkin melakukan tindakan yang melibatkan sentuhan pada permukaan yang panas atau membakar diri sendiri, serta menggigit diri sendiri hingga menyebabkan luka atau mencabut bulu dan rambut dari tubuh. NSSI, sebagai suatu bentuk perilaku maladaptif, memerlukan pemahaman dan penanganan yang cermat untuk membantu individu tersebut mengatasi konflik emosional yang mendasarinya.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Zakaria & Theresa (2020) terdapat beberapa faktor pemicu Non-Suicidal Self-Injury (NSSI), diantaranya adalah menghadapi kesulitan tinggi dalam menanggapi pengalaman negatif dan memiliki tingkat toleransi stres yang lebih rendah. Selain itu, individu yang mengalami NSSI cenderung merasa tidak berdaya untuk berbagi masalah yang mereka hadapi dengan orang lain. 

Faktor lain yang muncul adalah pengalaman masa kecil yang kurang baik, seperti pola asuh orangtua yang tidak positif dan perlakuan negatif dari teman sebaya, seperti perilaku bullying. Selanjutnya, studi tersebut juga menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam NSSI memiliki mekanisme penanganan stres yang tidak adaptif serta memiliki kemampuan rendah dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan pemahaman lebih lanjut terhadap faktor-faktor ini, diharapkan dapat membantu dalam pengembangan strategi pencegahan dan intervensi yang lebih efektif terhadap perilaku NSSI.

Lalu, bagaimana upaya preventifnya?

Langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat diambil untuk mencegah perilaku NSSI, sebagaimana disarankan oleh Setiyawati & Colucci (2020), melibatkan pemahaman dan penanganan emosi negatif. Penting untuk mengidentifikasi serta memahami emosi yang muncul, lalu mengelolanya dengan cara yang konstruktif. Selain itu, menjaga kesehatan fisik dan mental juga menjadi aspek krusial dalam pencegahan. Rutinitas positif, seperti berolahraga dan praktik mindfulness dapat membantu menciptakan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. 

Meningkatkan self-esteem dan kepercayaan diri juga merupakan langkah penting, karena hal ini dapat menjadi landasan kuat untuk menghadapi tekanan emosional. Demi peningkatan keterampilan mengatasi stres, perlu ditekankan pentingnya pengembangan strategi coping yang efektif. Kemudian, melibatkan dukungan sosial, baik dari segi emosional maupun spiritual, menjadi poin krusial dalam upaya mencegah perilaku NSSI. Dengan adanya dukungan tersebut, individu dapat merasa didukung dan memiliki jaringan sosial yang dapat membantu mengatasi tantangan kesehatan mental.

Article by: Salsabilla Nuranisa Wahyudi, Staff BPPK ILMPI Wilayah IV

REFERENSI:

Brager-Larsen, A., Zeiner, P., Klungsyr, O., & Mehlum, L (2022). Is age of self-harm onset associated with increased frequency of non-suicidal self-injury and suicide attempts in adolescent outpatients? BMC Psychiatry, 22(1). https://doi.org/10.1186/s12888-022-03712-w

Ikandani, A. (2022, Agustus 30). Kenali lebih dekat perilaku Non-Suicidal Self Injury (NSSI). UNAIR NEWS: Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Universitas Airlangga. https://unair.ac.id/kenali-lebih-dekat-perilaku-non-suicidal-self-injury-nssi/.

Lim, K. S. Wong, C. H., Mcintyre, R. S., Wang, J., Zhang, Z., Tran, B. X., Tan, W., Ho, C. S., & Ho, R. C. (2019). Global lifetime and 12-Month prevalence of suicidal behavior, deliberate self-harm and non-suicidal self-injury in children and adolescents between 1989 and 2018: A meta-analysis. International journal of environmental research and public health, 16(22), 4581. https://doi.org/10.3390/ijerph16224581

Ribeiro, J.D., Franklin, J.C,... & Nock, M.K. (2016). Self-injurious thoughts and behaviors as risk factors for future suicide ideation, attempts, and death: a meta-analysis of longitudinal studies. Psychol Med, 46, 225-236. https://doi.org/10.1017/S0033291715001804

Setiyawati, D., & Colucci, E. (2020). Suicide first aid guidelines for Indonesia. Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/2020/10/17/unduh-suicide-prevention-guidelines-for-indonesia/.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun