Mohon tunggu...
Salsabilla Nigita
Salsabilla Nigita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi R.A. Kartini Di Lingkungan Patriarki

12 Januari 2024   15:27 Diperbarui: 12 Januari 2024   16:08 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertahun-tahun lalu seorang wanita memperjuangkan hak, harkat dan martabat kaum wanita agar tak ditindas dan dipandang rendah lagi oleh khalayak umum terutama para pria di luar sana. Perjuangan R.A. Kartini membuahkan hasil , dimana pendidikan formal mulai terjamah oleh para wanita pada zaman itu hingga sekarang. Para Wanita sekarang tak kan mengenal Pendidikan jika hak kita tak diperjuangkan oleh R.A. Kartini. Sejak saat itu pun kesataraan gender juga mulai disorot oleh R.A. Kartini melalui tulisan-tulisannya.

Meski kesetaraan gender sudah lama digaung-gaungkan oleh R.A. Kartini dan berlanjut hingga sekarang diikuti oleh gerakan-gerakan wanita modern yang biasa kita sebut gerakan feminisme yang merupakan gerakan memperjuangkan kesetaraan gender. Namun nyatanya hingga detik ini, budaya patriarki masih kental di sekitar kita. Wanita selalu dipandang rendah, hanya pantas di dapur dan menjaga anak di rumah, tidak ditakdirkan untuk berkarir sukses, dan masih banyak pandangan yang tidak layak untuk didengar oleh para wanita diluar sana.

Di Indonesia kenyataannya praktik budaya patriarki masih berlangsung dan susah untuk dihilangkan, hal tersebut pun membuat para wanita lebih geram lagi untuk berjuang dan membuktikan bahwa wanita juga berhak untuk sukses dalam pendidikan, karir, memimpin, dan dapat lebih dari pria. Secara tidak langsung pun memperjuangkan kesetaraan gender merupakan realisasi dari nilai-nilai pancasila, dimana disini mengangkat dan memperjuangkan keadilan dari kaum wanita agar tidak selalu dipandang rendah oleh para pria penganut patriaki.

Zaman sekarang sudah bukan zamannya lagi menentukan pemimpin dilihat dari gender, bukan zamannya lagi wanita selalu dibayang-bayangi oleh pria, wanita juga dapat lebih dari apa yang terlihat. Semua itu dapat terjadi jika kita para wanita dapat menjaga harkat dan martabat kita yang telah diperjuangkan oleh R.A. Kartini di masa lalu dengan mengutamakan pendidikan setinggi-tinggi mungkin, dan tidak mudah terpengaruh. Jika memang budaya patriarki tidak dapat dihilangkan berarti kita lah para Wanita yang harus menonjolkan kelebihan kita dan membuktikan bahwa patriarki bukanlah sebuah budaya yang harus terus berlanjut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun