Artikel ini ditulis untuk kepentingan tugas ujian tengah semester ganjil dan semua nama yang tertera dalam analisis kasus ini merupakan NAMA SAMARAN.
Nama  : Salsabilla Nathania DP
NIM Â Â : 21107020050
SOSIOLOGI B
Himpunan Mahasiswa atau yang sering disebut HIMA merupakan suatu organisasi kampus tingkat prodi(program studi) atau jurusan. Setiap universitas pasti akan ditemui organisasi HIMA pada setiap prodinya. Dalam organisasi ini terdapat struktur kepengurusan seperti ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa divisi dengan program kerja masing-masing.Â
Pada HIMA Universitas X terdapat salah satu divisi yang memiliki program kerja untuk mengadakan pertunjukan seni teater, sebut saja divisi ini dengan divisi Y. Program kerja ini merupakan event besar dari organisasi HIMA Universitas X. Dalam pelaksanaan event ini dibentuk sebuah panitia yang mana sumber daya manusianya tidak hanya dari  staff HIMA saja melainkan terbuka untuk mahasiswa eksternal HIMA. Pemilihan ketua event awalnya akan dipilih dari anggota HIMA berdasarkan kinerja individu.Â
Terdapat dua kandidat yaitu Dito dan Putri yang diajukan kepada senior di organisasi ini. Senior yang dimaksud adalah kakak tingkat yang sudah menjadi alumni dari organisasi HIMA. Namun ternyata senior tidak menyetujui pemilihan berdasarkan voting, senior menganjurkan untuk menunjuk siapa saja yang dianggap layak dan mampu untuk menjabat sebagai ketua event.Â
Akhirya senior universitas X ini menunjuk Mirna sebagai ketua dan Dito sebagai wakil ketua. Mirna dianggap memiliki keberanian dan memiliki jiwa kepemimpinan karena ketika ada masalah internal di salah satu divisi HIMA ia berani mengutarakan serta menjabarkan masalah tersebut di depan senior dan Dito dipilih menjadi wakil ketua dengan alasan agar pemimpinnya tidak hanya wanita saja dan agar lebih seimbang. Ketika menjabat sebagai ketua ternyata Mirna tidak bertanggungjawab akan tugasnya dan ia tidak bisa meredam egonya. Mirna berlaku semena-mena kepada anggota panitia khususnya kepada adek tingkat. Contoh sikap yang dilakukan Mirna seperti memberi perintah tanpa pertimbangan, hanya menuruti egonya saja dan membentak serta mengancam adek tingkat.Â
Pada kasus ini terlihat bahwa Mirna ingin dihargai sebagai seorang ketua dan seorang senior namun cara penyampaiannya salah dan menjadi tindakan senioritas. Mirna juga kurang professional dalam mengkoordinasi keanggotaan panitia event.Â
Mirna memilih anggota serta koor divisi event bukan berdasarkan kemampuan yang dimiliki individu melainkan ia memilih orang-orang terdekatnya untuk menjadi anggota dan koor per-divisi. Dalam hal ini Mirna tidak mampu mengendalikan egonya. Salah satu kasus akibat ketidakprofesionalannya dalam memilih anggota adalah pada divisi yang berfokus publikasi, dekorasi, dan dokumentasi pastinya tidak jauh dari kamera serta aplikasi untuk edit-mengedit.Â
Koor divisi ini yang juga orang terdekat dari Mirna ternyata tidak memiliki kemampuan dalam mengoperasikan kamera yang mana kamera merupakan hal terpenting dari tujuan divisi ini. Anggota divisi ini yang dipilih oleh Mirna pun tidak memiliki kemampuan yang dapat mengimbangi kekurangan koor divisi. Adapun kandidat yang memiliki kemampuan dalam bidang publikasi, dekorasi, dan dokumentasi namun tidak dipilih oleh Mirna karena ia hanya mengutamakan orang-orang terdekatnya saja. Dalam pengambilan keputusan pun Mirna tidak mau mendengarkan anggota lain dan hanya menuruti egonya sendiri. Dalam hal ini membuat jalannya kepengurusan event besar HIMA universitas X tidak berjalan dengan baik. Narasumber dari kasus ini merupakan salah satu anggota kepanitia event pertunjukan teater yang merasakan dampak dari sikap kurang bertanggungjawabnya seorang ketua event.