Mohon tunggu...
Salsabilla Nathania DP
Salsabilla Nathania DP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Be you, Do you, For you

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sistem di Masyarakat Menggunakan Teori Sistem Niklas Luhman

30 September 2022   09:50 Diperbarui: 30 September 2022   09:58 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Niklas Luhmann merupakan sosiolog Jerman yang lahir pada 8 Desember 1927 di Lneburg, Jerman dan wafat pada 6 November 1998. Awalnya Luhmann tidak mempelajari sosiologi melainkan ia belajar mengenai hukum di Freiburg. Luhmann berkarir sebagai ahli hukum dan administrasi publik. Niklas Luhmann pertama kali mengenal sosiologi saat melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Harvard. Disana ia bertemu dengan sosiolog-sosiolog hebat seperti Talcott Parsons dan Jurgen Habermass. Awal mula munculnya minat Luhmann terhadap sosiologi dikarenakan ia banyak menghabiskan waktu di departemen Parson di Universitas Harvard. Luhmann tertarik pada pemikiran Parson mengenai teori sosial umum tetapi pemikiran tersebut menjauh dari pendekatan struktural fungsionalisme. Menurut Luhmann, struktur sosial yang baik adalah menjadikan realitas sosial sebagai solusi untuk sebuah masalah sosial dan struktur sosial harus dibandingkan dengan kontribusi mereka dalam menyelesaikan masalah tersebut.

            Dari jurnal yang berjudul Theory Review Niklas Luhmann's Theory Of Social Systems And Journalism Research, Teori Sistem Sosial dan Paradigma Konstruktivisme: Tantangan Keilmuan Jurnalistik di Era Informasi dan beberapa jurnal lain yang saya baca teori sistem merupakan teori yang menjelaskan bahwa dalam masyarakat terdapat beragam kompleksitas dan untuk menyederhankan kompleksitas-kompleksitas tersebut terbentuklah sebuah sistem. Luhmann berpendapat bahwa manusia  bukan merupakan bagian dari sistem sosial tetapi manusia sebagai individu dilempar ke dalam lingkungan sistem sosial. Mengapa demikian? Karena masyarakat modern memiliki berbagai cabang sistem fungsional secara spesifik seperti sistem Pendidikan, sistem pemerintahan, sistem perekonomian dan lain sebagainya. 

Adanya diferensiasi fungsional ini menyebabkan manusia tidak hanya bisa dimasukkan ke dalam satu sistem saja. Sebagai contoh, seorang guru bekerja di sekolah dengan mengajar anak didiknya, pada saat ini lah ia termasuk ke dalam sistem Pendidikan. Namun, ketika dirumah guru tersebut memiliki usaha sampingan sebagai pengusaha pakaian, ketika hal ini terjadi profesi guru berpindah ke sistem ekonomi. 

Terdapat perbedaan antara sistem dan lingkungannya. Perbedaan ini bertujuan untuk mendapatkan identitas dan menjalakan fungsi sosialnya. Dalam pemahaman saya, teori sistem adalah teori yang memberikan batasan terhadap kompleksitas-kompleksitas yang ada untuk menangani dan memecahkan permasalahan sosial yang ada.  Manusia bukanlah elemen dasar pembentukan sebuah sistem melaikan komunikasi dan tindakan sosiallah yang menjadi pembentukan dasar sebuah sistem.

Bagaimana teori sistem melihat sekitar kita dapat dilihat dari pembuatan kebijakan perdagangan internasional, tidak semua masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam pembuatan kebijakan ini. Maka dari itu untuk dibutuhkan cara yang selektif dalam menghubungkan beberapa bagian. Contoh lainnya adalah ketika kita sebagai warga memilih kepala desa, kepala desa membentuk panitia pemilihan RW, kemudian ketua RW membentuk panitia pemilihan ketua RT, Ketua RT membentuk kebijakan pembangunan dengan mengembangkan swadaya masyarakat. dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompleksitasnya maka semakin tinggi pula proses selektivitasnya.

Bibliography

Hanitzsch, T. (2001). Teori Sistem Sosial dan Paradigma Konstruktivisme: Tantangan Keilmuan Jurnalistik di Era Informasi. Mediator, Vol. 2, 219-221.

Scholl, A. G. (2007). NIKLAS LUHMANN'S THEORY OF SOCIAL SYSTEMS AND JOURNALISM RESEARCH. Journalism Studies, 644-649.

Tatag Handaka, H. I. (2017). SISTEM KOMUNIKASI PEMERINTAH DAN KOMPLEKSITAS. Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 3, 363-378 .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun