Yogyakarta yang katanya kota pelajar, sekarang saya benar-benar menempuh pendidikan di kota ini. Kota yang sangat ramah bagi para pendatang, kota yang memiliki segudang kebudayaan dan kota yang memiliki segudang perguruan tinggi. Tidak ada yang mengira jika setiap sudut kota jogja memiliki paling tidak satu perguruan tinggi, pantas saja banyak orang yang menyebut kota ini sebagai kota pelajar.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, salah satu universitas tinggi bergengsi di Yogyakarta. Tidak pernah terlintas di pikiran saya saat itu bahwa saya akan menjadi salah satu mahasiswa di perguruan tinggi ini. Dengan title universitas islam, saya selalu berfikir bahwa seluruh mahasiswa maupun jajaran dosen di kampus ini sangat kaku dan tidak up to date, namun ketika saya masuk dan menjadi salah satu mahasiswa dari kampus islam ini pikiran saya mengenai “kampus yang tidak up to date” seketika hilang.
Maka saya akan coba merangkum seberapa menyenangkan kuliah di kampus Muda Mendunia ini.
- Dunia dapet akhirat juga dapet
Pasti banyak yang mengira bahwa kuliah di kampus islam kegiatannya Cuma ngaji. Pemikiran ini salah besar ya guys. Selain belajar agama di kampus ini kami juga bisa menyalurkan minat bakat kita di bidang yang kami suka. Ada banyak unit kegiatan mahasiswa yang pastinya bisa menjadi wadah untuk menyalurkan kreativitas kalian. Tidak hanya UKM, banyak juga organisasi intra kampus yang bisa melatih skill kami dalam ber organisasi.
- Tidak ada UTS dan UAS
Iya kalian tidak salah baca, kok. Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi di UMY kami tidak mengenal UTS dan UAS. Tidak seperti universitas lain yang memiliki jadwal ujian yang tetap dan serentak, kami sebagai mahasiswa ilmu komunikasi UMY memiliki jadwal ujian yang sangat fleksibel yang menjadikan ujian tersebut terasa hanya seperti tugas kuliah biasa. Hal ini membuat kami tidak merasa ada tekanan dengan kalimat “ujian”.
Tidak jarang tugas yang diberikan dapat kami kerjakan dimanapun. Karena tugas tugas tersebut bersifat take home. Dengan system yang sangat fleksibel seperti ini membuat saya memiliki banyak waktu untuk mengerjakan tugas tersebut. Hal tersebut juga dapat membuat saya merasa nyaman dan fokus dalam mengerjakan tugas.
- Dosen komunikasi se-gaul itu
Salah satu ketakutan saya di dunia perkuliahan adalah bertemu dosen yang dingin dan killer, tapi ternyata di komunikasi UMY memiliki satu keunikan lohh. Banyak dosen yang tidak mau dipanggil bapak atau ibu seperti layaknya panggilan murid ke gurunya, namun banyak dari mereka yang lebih nyaman dipanggil mbak dan mas. Hal ini membuat kedekatan antara dosen dan mahasiswa semakin terasa. Selain itu, tidak sedikit dosen yang mengenakan style casual yang membuat mereka semakin gaul dan terkesan ramah kepada mahasiswanya.
- Beragam!
Mungkin satu kata tersebut dapat menggambarkan keadaan kampus ini. Mungkin saya pernah berpikir bahwa mayoritas mahasiswa di UMY adalah orang jogja asli, tapi gues what? Justru teman-teman dekat saya adalah anak rantau yang berdomisili di luar pulau jawa. Dari sini sudah terlihat bagaimana keberagaman itu tumbuh.
Selain perbedaan suku dan budaya, ternyata ada juga perbedaan agama di kampus ini loh. Banyak orang yang mengira jika kampus yang beridentitas islam tidak mau menerima mahasiswa non-muslim. Pada kenyataannya banyak mahasiswa non-muslim yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya di UMY.
Nah, itu dia beberapa hal menyenangkan yang saya rasakan selama berkuliah di UMY. Sepele namun akan memberikan pengalaman yang berkesan di masa depan. Kampus islam dengan toleransi tinggi dan dosen yang gaul bisa kalian temukan di UMY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H