Garam Bleduk Kuwu merupakan jenis garam tradisional yang diproduksi di Grobogan, Jawa Tengah. Air asin yang digunakan berasal dari luapan lumpur Bleduk Kuwu. Perbedaan rasa garam ini terletak pada proses pembuatannya yang masih tradisional dan lokalisasi geografisnya. Petani garam menggunakan palung kelapa untuk membuat garam, sehingga ada sedikit rasa manis yang tersisa. Karakteristik garam ini membuatnya berbeda dari garam lokal Bali seperti Amed dan Tejakula, padahal tak ada unsur kimia yang membantu.Proses pembuatan garam Bleduk Kuwu cukup kompleks. Pertama-tama, air laut direndam di lubang-lubang alami hingga air asin terkonsentrasi. Kemudian, air asin ini dipindahkan ke tempat penjemuran di bawah sinar matahari langsung. Setelah beberapa jam, kristal garam mulai terbentuk dan dipisahkan dari lumpur dan tanah. Musim kemarau, yang biasanya berlangsung dari April hingga Oktober, adalah saat ideal bagi petani garam untuk melakukan aktivitas mereka.Petani garam Bleduk Kuwu memiliki tradisi turun-temurun dalam mengolah air asin menjadi garam. Siyem, salah satu petani garam, menjelaskan bahwa proses pembuatan garam gunung di daerah Long Midang, Kalimantan Utara, telah berlangsung ratusan tahun lalu. Air asin yang didapat dari sumur dimasak berjam-jam dengan kayu bakar hingga membentuk kristal putih yang kemudian dijemur. Garam Krayan, khususnya di Long Midang, populer karena cita rasanya yang tidak berubah sama sekali dan keunikan mineral alaminya yang mencapai 80 persen
2. Garam Kristal Kusamba
Di Pantai Kusamba, Klungkung, Bali, terdapat desa yang terkenal dengan pembuatan garam tradisional bernama Garam Kusamba. Sejarah pembuatan garam ini telah melewatkan masa ribuan tahun, dengan catatan tertua yang bisa ditemukan adalah sekitar abad ke-16 silam. Desa Kusamba sendiri dulunya merupakan ibukota Kerajaan Klungkung dan pelabuhan strategis yang menghubungkan Pulau Bali dengan Pulau Nusa Penida.Pembuatan garam Kusamba sangat bergantung pada musim kemarau. Prosedur pembuatannya melibatkan meratakan pasir pantai, kemudian disiram air laut hingga kering. Pasir kering ini kemudian disaring lagi dengan air laut hingga menghasilkan air garam murni. Hasil akhirnya adalah garam kristal yang cerah dan gurih, banyak diminati wisman untuk kosmetik dan spa.Salah satu petani garam, I Ketut Santa, menjelaskan bahwa proses tradisional ini membutuhkan waktu minimal dua hari dari pengambilan air laut pertama kali hingga penjemuran. Garam Kusamba dibanderol Rp30 ribu perkilogramnya, yang jauh lebih mahal daripada garam biasa. Hal ini karena kualitas dan keistimewaan garam organik yang dihasilkan.Untuk menjaga kearifan lokal garam Kusamba, Pemerintah Kabupaten Klungkung melakukan penataan kawasan pantai untuk mencegah erosi dan meningkatkan daya saing produk tradisional. Pemerintah juga memberikan bantuan kepada kelompok petani garam untuk melestarikan dan mempromosikan produk ini
- Penggunaan Garam dalam Kehidupan Sehari-hari
Garam memiliki berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik di dapur maupun di luar dapur. Beberapa penggunaan umum garam meliputi:
Bumbu Masakan: Garam digunakan untuk meningkatkan rasa makanan, baik itu daging, sayuran, maupun makanan penutup.
Pengawetan: Garam digunakan untuk mengawetkan daging, ikan, dan sayuran, memperpanjang umur simpan makanan.
Mandi Garam: Banyak orang menggunakan garam Epsom atau garam laut untuk mandi, yang diyakini dapat membantu merelaksasi otot dan mengurangi stres.
Bahan Pembersih: Garam dapat digunakan sebagai pembersih alami untuk menghilangkan noda dan kotoran, terutama pada peralatan dapur.
Bahan dalam Industri: Garam juga digunakan dalam industri kimia untuk produksi bahan kimia lain, serta dalam proses pembuatan makanan olahan.
Kesimpulan
Garam adalah elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yang telah ada dan digunakan selama ribuan tahun. Dengan sejarah yang panjang, garam tidak hanya berfungsi sebagai bumbu masakan, tetapi juga memiliki peran vital dalam kesehatan, pengawetan makanan, dan industri. Sebagai sumber natrium dan klor, garam membantu menjaga keseimbangan cairan, mendukung fungsi saraf dan otot, serta berkontribusi dalam proses pencernaan yang efektif. Selain itu, garam telah menjadi simbol budaya, perdagangan, dan bahkan konflik sepanjang sejarah manusia.