Mohon tunggu...
salsabillafurqani zalma
salsabillafurqani zalma Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Student, Andalas University

Fearless, Dreamer, and Painter.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Praktik Merantau Bagi Masyarakat Minangkabau

7 Desember 2021   17:36 Diperbarui: 7 Desember 2021   18:04 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia dengan kebudayaan dan tradisinya yang unik. Pada dasarnya kebudayaan merupakan hasil transmisi pengetahuan yang dimiliki suatu kelompok yang kemudian pengetahuan ini terus diadaptasi dan diintegrasikan pada generasi-generasi selanjutnya sehingga pengetahuan ini nantinya mempengaruhi bagaimana generasi-generasi tersebut berperilaku di masyarakat. 

Salah satunya yaitu tradisi merantau. Merantau merupakan tradisi dimana para pemuda di Minangkabau mencari pekerjaan dan tinggal didaerah lain. Hal ini bertujuan untuk mencari pekerjaan demi menghidupi keluarga, hingga bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan harga diri. Tradisi merantau didasarkan pada beberapa konsep berikut.

Konsep yang pertama yaitu konsep perbedaan dan eksistensi. Falsafah dari konsep ini yang bersumber dari alam yaitu bahwa setiap individu itu berbeda. Yang membedakan satu individu dengan individu lainnya yaitu kadar dan perannya masing-masing. Meskipun ada perbedaan, setiap individu memiliki peran dalam tatanan kehidupan semesta yang menjadi alasan dari eksistensinya. Hal ini diperjelas dalam petatah petitih Minangkabau "Kayu dirimbo indak samo tinggi, kalaulah samo kama angina ka lalu?" hal ini bermaksud ada alasan dari eksistensi setiap makhluk hidup dan segala ciptaan Allah SWT.

Konsep yang kedua yaitu konsep kemandirian. Falsafah dari konsep ini bagi masyarakat Minangkabau yaitu setiap unsur baik itu unsur alam dan unsur social harus menjalankan prinsip otonom atau mandiri. Khsusnya individu harus mandiri agar tidak menjadi beban bagi individu lainnya.

Konsep yang ketiga yaitu konsep kesetaraan dan harga diri. Allah SWT menciptakan alam dan manusia dalam keadaan yang sempurna. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Hujurat ayat 13. Dan pada petatah petitih Minangkabau "duduak samo randah, tagak samo tinggi, duduak sahamparah, tagak sapamatang". Meskipun setiap individu itu setara, kapasitas dan peran setiap individu itu berbeda. Perdedaan itulah yang mendorong setiap orang untuk terus bekerja keras dalam meningkatkan kualitas dirinya. Karena pandangan manusia terhadap manusia lainnya tergantung pada prestasinya.

Tradisi merantau pada dasarnya merupakan salah satu upaya yang dilakukan seorang individu dalam meningkatkan kualitas dan harga dirinya. Ketika seorang pemuda Minangkabau yang sudah memasuki usia dewasa dan masih menetap dirumah, maka hal ini akan dianggap sebagai hal yang negative oleh masyarakat. Oleh karena itu pemuda tersebut disarankan untuk merantau di daerah lain untuk mengubah nasibnya menjadi pribadi yang lebih berkualitas.

Referensi

Sumarto. "Budaya, Pemahaman, dan Penerapannya: Aspek Sistem Religi, Bahasa, Pengetahuan, Sosial, Kesenian, dan Teknologi," Jurnal Literasiologi, Vo. 01, No. 02 (Juli 2009). Diakses 7 Desember 2021. https://doi.org/10.47783/literasiologi.v1i2.49

Ramadhan, Rizki, Bunyamin Maftuh, dan Siti Komariah. "Nilai-nilai Sosial Budaya Masyarakat Rantau Etnis Minangkabau sebagai Pedagang di Pasar Al-Wahoniyah, Cakung, Jakarta Timur," Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, Vol. 06, No. 01 (2006). Diakses 7 Desember 2021. https://doi.org/10.17509/sosietas.v6i1.2873

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun