Mohon tunggu...
Salsabilla Faiqah
Salsabilla Faiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030002_UIN Sunan Kalijaga

A dreamer who love travel

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Monumen Pancasila Sakti: Bukti Nyata dalam Menjaga Keutuhan Ideologi Bangsa

11 Juni 2023   03:23 Diperbarui: 11 Juni 2023   03:37 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: dokumen pribadi 

Source: dokumen pribadi 
Source: dokumen pribadi 

Source: dokumen pribadi 
Source: dokumen pribadi 
Terletak di Jalan Raya Pd. Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Berdiri sebuah monumen di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen yang berdiri atas inisiasi Presiden kedua Indonesia, Bapak Soeharto yang bertujuan untuk mengenang perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi Negara Republik Indonesia, Pancasila.

Masih dalam suasana Hari Lahir Pancasila yang ditetapkan setiap tanggal 1 Juni, saya menyempatkan diri untuk bernapak tilas ke Museum Pancasila Sakti sebagai bentuk penghormatan kepada para Pahlawan Revolusi yang sudah mempertahankan ideologi negara.


Perjalanan dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Stasiun Jatinegara dengan durasi perjalanan kurang lebih 8 jam 15 menit. Sesampainya di Stasiun Jatinegara, saya melanjutkan perjalanan sekitar 1 jam 15 menit menggunakan grab menuju Monumen Pancasila Sakti. Setelah melakukan perjalanan panjang tersebut, saya pun sampai di pintu masuk. Untuk masuk ke dalam Monumen kita diharuskan membeli tiket terlebih dahulu, adapun daftar harga tiket sebagai berikut:


Tiket masuk Museum Pancasila Sakti dikenakan biaya sebesar Rp5.000,00/orang (umum) untuk pelajar/mahasiswa sebesar Rp3.000,00/orang. Bagi wisatawan yang membawa transportasi akan dikenakan biaya parkir. Bus dan sejenisnya Rp25.000,00/bus, mobil sedan dan sejenisnya Rp15.000,00/mobil serta motor Rp.5000,00. Selain itu terdapat pula tiket fasilitas layanan seperti Pemandu Bahasa. Untuk pemandu bahasa Indonesia dikenakan biaya sebesar Rp75.000,00 dan pemandu bahasa Inggris sebesar Rp100.000,00.


Setelah membeli tiket kita akan berjalan kurang lebih 10 menit untuk menuju ke dalam monumen. Ketika memasuki area tanah seluas 14 hektare tersebut, kita akan melihat berbagai macam bangunan yang menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan revolusi Indonesia, di antaranya terdapat Museum Pengkhianatan PKI. Di dalamnya berisikan diorama perjalanan PKI dalam memberontak atau menyerang wilayah yang ada di Indonesia, salah satunya tragedi PKI Madiun yang terjadi pada tahun 1948. Di sebelah bangunan tersebut terdapat bangunan Museum lain yang berisikan pakaian yang digunakan oleh para pahlawan di sisa hidupnya yang di pajang dalam kotak kaca. Tak hanya itu terdapat juga barang-barang peninggalan dari para pahlawan yang di simpan di dalam kotak kaca juga.


Bergeser sedikit ke sebelah kiri di area luar museum, di mana kita akan menjumpai sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk upacara, baik itu upacara peringatan 17an atau upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober. Di sebelah kiri memasuki area lapangan, tepatnya di belakang tiang bendera terdapat tangga yang menuju pada Monumen Pancasila sakti yang menjadi ikon tempat ini.


Monumen Pancasila Sakti merupakan monumen Burung Garuda yang menjadi simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dibawah patung Burung Garuda terdapat patung para Pahlawan Revolusi yang berdiri tegap serta gagah, di antaranya Jenderal Ahmad Yani, Letnan Jenderal Suprapto, Letnan Jenderal S. Parman, Letnan Jenderal M.T Haryono, Mayor Jenderal D.I. Pandjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo serta Kapten Pierre Tendean.


Ketika hendak berjalan menuju monumen, kita akan melewati sebuah bangunan yang menjadi tempat penyiksaan yang dilakukan oleh PKI terhadap enam Jenderal dan satu Perwira. Dari luar kita dapat melihat diorama patung yang menggambarkan bagaimana peristiwa itu terjadi. Di samping bangunan tersebut terdapat sumur yang berdiameter 75 centimeter dengan kedalaman 12 meter. Sumur yang memiliki sebutan sebagai Sumur Maut ini menjadi tempat pembuangan para pahlawan. Tentunya dengan diameter itu, para Pahlawan Revolusi yang dibuang ke dalam sumur berada dalam kondisi saling bertumpuk. Kini Sumur Maut diberikan pembatas disekitarnya untuk berjaga-jaga agar wisatawan tidak mendekatinya dan terjatuh.


Saat sedang mengambil gambar di sekitaran monumen, saya berjumpa dengan salah satu penjaga monumen yang sedang bertugas. Alhasil kami pun berbincang ringan. "Tempat ini bagus untuk mengajak pelajar supaya mengetahui dan mengenang sejarah tentang Pancasila dan peristiwa G30s/PKI". Pungkas Pak Edi selaku penjaga monumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun