Mohon tunggu...
Salsabilla Faiqah
Salsabilla Faiqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030002_UIN Sunan Kalijaga

A dreamer who love travel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rimpu: Warisan Budaya yang Tak Lekang oleh Waktu

15 Mei 2023   22:51 Diperbarui: 15 Mei 2023   22:54 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam penggunaannya, Rimpu memiliki dua jenis yaitu Rimpu Biasa dan Rimpu Mpida. Rimpu Biasa di bagi lagi menjadi dua (Rimpu Cala & Rimpu Colo) biasanya digunakan oleh wanita yang sudah berumah tangga dengan mengenakan sarung untuk menutup kepala dan sebagian tubuh serta yang kelihatan hanya muka saja. 

Adapun Rimpu Mpida dibagi menjadi tiga (Rimpu Mpida, Rimpa Cili, dan Rimpu Gala) biasanya digunakan khusus oleh para gadis yang sudah mengenal lawan jenis. 

Cara menggunakannya hampir sama dengan Rimpu Biasa, bedanya Rimpu Mpida harus menutup seluruh bagian wajah kecuali mata. Sehingga tampilannya hampir sama dengan menggunakan cadar.


Eksistensi Rimpu di Era Modernisasi

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan di bidang informasi mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Bima, sehingga arus perubahan tidak dapat dihindari. 

Hal seperti ini dulunya dianggap tabuh tetapi sekarang luntur dan lepas tanpa kendali. Dewasa ini fenomena yang digambarkan di atas telah mempengaruhi pola pikir serta gaya hidup masyarakat Bima.

Era modernisasi, banyak perempuan yang beralih menggunakan Rimpu ke pakaian yang kita sebut sebagai kerudung. Kendati demikian, orang tua juga tidak melarang anak-anaknya untuk meninggalkan Rimpu. 

Saat ini Rimpu menjadi alternatif lain yang dapat digunakan selain kerudung atau cadar. Budaya Rimpu yang menjadi budaya khas masyarakat Bima-Dompu ini digunakan hanya ketika acara tertentu, bukan menjadi pakaian resmi ketika hendak ke kantor. Rimpu yang memiliki nilai-nilai sejalan dengan ajaran Islam tentu perlu dilestarikan.

Oleh karena itu, pada tanggal 10 April 2019 yang bertepatan dengan HUT Kota Bima ke 17 tahun, pemerintah Kota Bima mengadakan Festival Pawai Rimpu yang lokasi startnya di mulai dari Lapangan Merdeka dan finishnya di destinasi wisata Pantai Lawata. Tercatat sekitar 20.160 masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut, baik dari kalangan orang tua, dewasa, remaja hingga anak-anak pun ikut meramaikan. 

Dilansir dari portal.bimakota.go.id mengatakan bahwa, atas capaian ini Kota Bima berhasil memecahkan Rekor Dunia untuk Penggunaan Busana Rimpu dari Museum Rekor Dunia-Indonesia. 

Penghargaan Rekor MURI ini langsung diserahkan oleh Bapak Triyono dari Museum Rekor Muri Indonesia kepada Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun