mahasiswa dituntut untuk mampu belajar secara mandiri serta mampu menganalisis permasalahan dan solusinya dalam pembelajaran.
Seperti yang kita ketahui bahwasanya proses pembelajaran di Univesitas berbeda dengan pembelajaran di tingkat SMP/SMA. Pada tingkat perguruan tinggiMenurut Siswoyo (2007) Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi baik di negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa diniliai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berfikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berifikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat uang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa yang merupakan prinsip saling melengkapi.
Namun setiap mahasiswa pasti memiliki keunikan pribadi yang berbeda dalam tingkat kinerja, kecepatan belajar, dan gaya belajar. Nah perbedaan cara belajar inilah yang menunjukkan cara termudah mahasiswa untuk menyerap informasi selama belajar.
Musrofi (dalam Pratiwi, 2014) mengatakan bahwasanya hanya 30% mahasiswa yang berhasil mengikuti pembelajaran di kelas karena mereka mempunyai gaya belajar yang berbeda, sisanya 70% mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran di kelas karena perbedaan gaya belajar yang dimiliki setiap mahasiswa tersebut dan tidak sesuai dengan gaya mengajar yang diterapkan dikelas.
Gaya belajar merupakan cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya (Santrock, 2010). Keefe (Dalam Sugihartono, dkk, 2007) menyatakan bahwasanya gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang disukai. Sebagai cara yang disukai maka mahasiswa akan sering menggunakan dan merasa mudah ketika belajar dengan gaya tersebut.
Setiap mahasiswa akan merasakan gaya belajar mudah yang berbeda-beda dimana setiap mahasiswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda seperti yang dikatakan oleh Hamzah (2010) bahwa apapun cara yang dipilih perbedaan gaya belajar menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
Sukadi (2008) mengungkapkan bahwasanya gaya belajar yaitu kombinasi antara cara seseorang dalam menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah informasi atau pengetahuan yang didapat Sedangkan menurut Nasution (2008) gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam mengangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal.
Menurut De Poter & Hernacki (1999) menjelaskan secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar yaitu: Gaya Belajar Visual. Gaya belajar Auditorial dan Gaya Belajar Kinestetik.
Dimana Gaya Belajar Visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati memandang dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus (Rangsangan) belajar. Ciri-Ciri individu yang memiliki tipe gaya belajar ini dapat diidentifikasi dengan bagaimana dia menyukai kerapian dan keterampilan, jika berbicara cenderung lebih cepat, suka membuat perencanaan yang matang untuk jangka panjang, sangat teliti dan detail, mementingkan penampilan baik dalam berpakaian maupun presentasi, lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada didengar, mengingat sesuatu dengan penggambaran visual, tidak mudah terganggu dengan keributan saat belajar, pembaca yang cepat dan tekun, lebih suka membaca sendiri dibandingkan dibacakan oleh orang lain, lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato, lebih menyukai seni dibandingkan music dan banyak hal lainnya.
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Individu dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar. Individu mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera pendengaran (telinga). Individu dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk mendengar. Ciri-Ciri individu yang memiliki tipe gaya belajar audiotorial yaitu saat bekerja sering berbicara pada diri sendiri, mudah terganggu oleh keributan atau hiruk pikuk disekitarnya, sering menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca, senang membaca dengan keras dan mendengarkan sesuatu, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara dengan mudah, merasa kesulitan untuk menulis tetapi mudah dalam bercerita, pembicara yang fasih, lebih suka musik daripada seni yang lainnya, lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar, dan lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya.