Pengkondisian operan adalah metode pembelajaran yang menggunakan hadiah dan hukuman sebagai konsekuensi atas perilaku. Teori ini dikembangkan oleh B.F. Skinner dan sering disebut sebagai teori Skinner atau pengkondisian instrumental. Pengkondisian operan dapat dipraktikkan dalam berbagai situasi sehari-hari, terutama dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan cara ini, banyak anak yang belajar untuk terbiasa dengan perilaku yang baik atau positif.Â
Dalam dunia penelitian, konsep ini dapat dilihat dalam eksperimen dengan tikus. Tikus-tikus tersebut ditempatkan dalam sebuah kandang dan dua lampu, satu lampu hijau dan satu lampu merah, dinyalakan. Di samping lampu ada sebuah tuas. Jika tuas digerakkan ketika lampu hijau menyala, tikus akan menerima makanan. Namun, jika tuas digerakkan saat lampu merah menyala, tikus akan menerima sentakan ringan. Seiring waktu, tikus belajar bahwa ia hanya boleh menarik tuas saat lampu hijau menyala dan mengabaikan tuas saat lampu merah menyala. Hal ini mengindikasikan bahwa hewan pengerat berhasil mengasosiasikan perilaku dengan konsekuensi melalui hadiah dan hukuman.Â
Menurut pandangan Skinner (1958 dalam Nurjan, 2016, hlm. 35), belajar adalah suatu proses adaptasi, penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara bertahap. Belajar juga dipahami sebagai perilaku yang menjadi lebih responsif ketika seseorang melakukannya. Sebaliknya, jika mereka tidak belajar, maka responnya akan berkurang.Â
Eksperimen Skinner dengan pengkondisian operan telah banyak diterapkan sebagai salah satu turunan dari model pembelajaran behavioristik. Berdasarkan eksperimennya mengenai operant conditioning, Skinner menyimpulkan beberapa hal yang dapat ditentukan dan ditemukan untuk memaksimalkan pembelajaran, yaitu :
- Kesempatan terjadinya suatu peristiwa yang memunculkan respon pembelajaranÂ
- Respons pembelajar itu sendiriÂ
- Konsekuensi dari penggunaan respon tersebut, apakah konsekuensi tersebut berupa hadiah, teguran atau hukuman.Â
Dalam pengkondisian operan, ada dua elemen penting yang harus dipahami: Reward (dukungan atau hadiah) dan Punishment (hukuman). Reward adalah segala sesuatu yang terjadi yang memperkuat perilaku. Reward dapat bersifat positif atau negatif.Â
Reward positif, adalah segala sesuatu yang menciptakan atau memperkuat perilaku positif. Misalnya, setelah Anda melakukan pekerjaan dengan baik di tempat kerja, perusahaan memberikan pujian dan bonus gaji. Bonus gaji adalah penguatan positif yang dapat meningkatkan kinerja Anda di pekerjaan berikutnya. Hal ini karena Anda belajar bahwa melakukan pekerjaan dengan baik akan memberikan hasil yang baik.Â
Reward negatif, digunakan untuk menghentikan perilaku negatif. Misalnya, seorang anak berteriak di tengah keramaian dan jika Anda memberinya hadiah, teriakannya akan berhenti. Anda akan berpikir bahwa memberikan camilan akan membuat anak menjadi tenang. Namun, ini bukanlah perilaku yang positif dan anak akan menjadi terbiasa untuk mengandalkan camilan ketika mereka berteriak.Â
Punishment (Hukuman)Â adalah kebalikan dari Reward, hukuman mengurangi kemunculan perilaku. Hukuman juga dapat dibagi menjadi dua kategori: hukuman positif dan negatif.Â
Hukuman positif atau hukuman dengan penerapan berusaha menekan terjadinya suatu perilaku dengan cara melemahkan respons. Misalnya, seorang anak berperilaku buruk di depan umum dan dihukum dengan tamparan fisik ringan.Â
Hukuman negatif, juga dikenal sebagai hukuman dengan penyingkiran. Ini melibatkan penyingkiran barang atau benda yang dapat memicu perilaku negatif. Misalnya, melarang anak bermain dengan gadget atau menjauhkannya jika ia berperilaku buruk di depan umum.Â
Pengkondisian operan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan diri sendiri, anak, maupun orang lain.
Contoh :Â
- Memuji siswa yang pendiam di kelas di depan siswa lain. Hal ini biasanya efektif dilakukan di kelas pendidikan anak usia dini (PAUD).
- Ketika siswa berpartisipasi aktif di kelas dan guru memberi tahu mereka bahwa mereka tidak perlu mengerjakan pekerjaan rumah karena mereka telah berpartisipasi aktif, mereka akan belajar bahwa partisipasi aktif di kelas memiliki konsekuensi positif.Â
- Berikan mereka makanan dan latihlah hewan peliharaan mereka setiap kali mereka mengikuti perintah yang diberikan.
- Hukumlah anak yang tidak membersihkan kamar yang kotor dan berantakan dengan mengambil gadget mereka.Â