Mohon tunggu...
Salsabilla
Salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa di Salah satu perguruan tinggi dimalang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Bandura dalam Proses Belajar di Sekolah

2 Oktober 2023   19:39 Diperbarui: 2 Oktober 2023   19:49 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bentuk pembelajaran sosial Albert Bandura adalah individu memproses pengetahuan dan informasi mereka sendiri yang diperoleh dari mengamati model di sekitar mereka. Individu mengatur dan menyusun semua informasi ke dalam kode-kode tertentu. Proses penyusunan setiap kode dilakukan secara berulang-ulang, sehingga individu dapat memberikan respon nyata kapan saja. Proses pembelajaran ini sangat efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Hal ini dikarenakan belajar adalah aktivitas manusia secara keseluruhan, yang melibatkan semua proses yang saling mempengaruhi antara organisme yang hidup di lingkungan sosial dan fisik. 

Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar behavioristik tradisional. Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (Albert Bandura, 1986). Teori ini menerima sebagian besar prinsip-prinsip teori belajar behavioristik, tetapi menekankan pada pengaruh isyarat pada perilaku dan proses mental internal. Salah satu asumsi awal yang mendasari teori pembelajaran sosial Bandura adalah bahwa manusia itu fleksibel dan mampu mempelajari keterampilan perilaku. Kunci dari semua pembelajaran ini adalah pengalaman perwakilan. Manusia dapat dan memang belajar banyak dari pengalaman langsung, tetapi mereka belajar lebih banyak lagi dari mengamati perilaku orang lain. 

Teori pembelajaran sosial Albert Bandura adalah belajar melalui pengamatan dan tindakan. Inti dari pengamatan adalah pemodelan, yang melibatkan pengamatan perilaku yang benar, menyajikan peristiwa-peristiwa ini dalam ingatan dalam bentuk kode yang tepat, benar-benar melakukan perilaku tersebut dan memiliki motivasi yang cukup untuk melakukannya. Belajar dengan melakukan memungkinkan orang untuk mencapai pola perilaku baru yang kompleks melalui pengalaman langsung dengan memikirkan dan mengevaluasi konsekuensi dari tindakan mereka. Asumsi pertama yang memberikan isi pada perspektif teoritis Bandura dalam teori pembelajaran sosial adalah bahwa :

  • Pembelajaran pada dasarnya terjadi melalui proses peniruan atau pemodelan. 
  • Dalam peniruan atau pemodelan, individu dipahami memainkan peran aktif dalam menentukan perilaku mana yang ditiru dan frekuensi serta intensitas peniruan 
  • Peniruan dan pemodelan adalah jenis pembelajaran perilaku yang terjadi tanpa pengalaman langsung. 
  • Peniruan dan pemodelan melibatkan penguatan tidak langsung untuk perilaku tertentu, yang sama efektifnya dengan penguatan langsung dalam memfasilitasi dan menghasilkan peniruan. Penguatan tidak langsung membutuhkan elemen kognitif tertentu (misalnya memori dan kapasitas untuk pengulangan) untuk melakukan proses peniruan. 
  • Mediasi internal sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini karena ketika ada input sensorik yang mendasari pembelajaran dan perilaku yang dihasilkan, ada operasi internal yang mempengaruhi hasil akhir. 

Bandura percaya bahwa manusia dapat belajar tanpa melakukan apapun melalui tindakan observasi. Manusia belajar dengan mengamati perilaku orang lain. Pembelajaran observasional adalah belajar dengan mengamati orang lain. Fakta ini menantang pandangan kaum behavioris bahwa faktor kognitif tidak diperlukan untuk menjelaskan pembelajaran. Jika seseorang dapat belajar dengan mengamati, maka ia harus memusatkan perhatian, membangun gambaran, mengingat, menganalisis, dan membuat keputusan yang mempengaruhi pembelajaran. Bandura percaya bahwa penguatan bukanlah inti dari pembelajaran. Penguatan memfasilitasi pembelajaran, tetapi bukan merupakan syarat utama. Pembelajaran utama manusia adalah mengamati model, dan pengamatan inilah yang terus diperkuat. Selain itu, penguat dalam teori pembelajaran sosial dipahami memiliki sifat motivasi. Artinya, orang belajar untuk memprediksi penguat yang akan muncul dalam situasi tertentu, dan perilaku prediktif awal ini adalah langkah pertama dalam banyak tahap perkembangan. Orang tidak memiliki kemampuan untuk melihat ke masa depan, tetapi mereka dapat memprediksi konsekuensi dari perilaku tertentu berdasarkan apa yang telah mereka pelajari dari pengalaman baik dan buruk orang lain (dan, yang penting, bahkan jika mereka sendiri tidak pernah memiliki pengalaman seperti itu). 

Beberapa cara di mana teori pembelajaran sosial Albert Bandura dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar antara lain:

  • Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman dan kehidupan siswa. 
  • Menggunakan alat bantu seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media pembelajaran visual lainnya.
  • Mengaitkan pesan-pesan pembelajaran dengan topik-topik yang sudah dipelajari. 
  • Menggunakan musik. 
  • Menciptakan suasana yang santai. 
  • Teknik penyajian materi yang bervariasi. 
  • Kurangi materi yang tidak relevan. 

Pembelajaran memberikan ruang bagi proses mental, emosional dan fisik untuk berlangsung.

Contoh kegiatan mental meliputi identifikasi, perbandingan dan analisis.
Contoh kegiatan emosional meliputi antusiasme, sikap positif terhadap pembelajaran, motivasi dan kegembiraan.
Contoh kegiatan fisik termasuk menggerakkan tubuh, seperti kaki atau tangan, untuk melakukan keterampilan tertentu. 

Metode yang dapat digunakan antara lain: 

  • Mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran. 
  • Melakukan latihan di setiap akhir pelajaran. 
  • Melakukan eksperimen dan mempertimbangkan hipotesis. 
  • Membentuk kelompok-kelompok penelitian. 
  • Melakukan pembelajaran kontekstual, kooperatif dan kolaboratif. 

Ketika merancang media pembelajaran, aspek terpenting yang harus diperhatikan oleh guru adalah karakteristik siswa dan modalitas gaya belajar mereka. Media yang dirancang harus memiliki daya tarik yang unik yang dapat menstimulasi proses belajar mengajar yang nyaman. Suasana belajar di kelas akan menjadi konstruktif, mencerminkan proses akuisisi pengetahuan dan pemahaman, dan benar-benar selaras dengan konteks sosial dan emosional pembelajaran. 

Referensi :

https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/08/implementasi-teori-belajar-sosial-dalam-pandangan-albert-bandura-dan-lev-vygotsky/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun