Mohon tunggu...
Salsabilla Amelia Hikmah
Salsabilla Amelia Hikmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sering menggunakan waktu luang untuk menulis (Cerpen, Puisi, Artikel, dsb). Selain hobi menulis juga hobi berakting, tergabung di beberapa komunitas teater di Surabaya dan Gresik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kilas Balik Candi Pari dan Candi Sumur: Jejak Majapahit di Porong Sidoarjo

27 Mei 2023   12:32 Diperbarui: 27 Mei 2023   12:33 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan Candi Pari, Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo. (Foto diambil oleh Salsabilla Amelia)

Indonesia merupakan negara dengan beragam kebudayaan, cerita-cerita sejarah, serta keragaman-keragaman lainnya. Sebelum dikenal sebagai Indonesia, negara maritim ini memiliki julukan Nusantara. Pasti sudah tidak asing dengan cerita satu kerajaan terbesar yang menguasai Nusantara pada zaman itu. Ya, kerajaan itu adalah Majapahit. Setelah masa kepemimpinan, kerajaan tersebut tentu saja banyak meninggalkan jejak sejarahnya. Salah satu jejaknya yang masih dapat dilihat secara jelas adalah bangunan sebuah candi di kota Sidoarjo tepatnya daerah Porong.

Sidoarjo merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur. Ketika berbicara tentang kota delta ini mungkin yang terbesit dalam benak kalian adalah tentang tragedi Lumpur Lapindo yang terjadi pada tahun 2006 silam. Namun, siapa sangka kota penghasil udang ini juga memiliki cagar budaya yang unik untuk dibahas. Cagar budaya ini berbentuk bangunan candi yang masih berdiri kokoh. Nama candi tersebut adalah Candi Pari dan Candi sumur. 

Asal Mula Candi Pari dan Candi Sumur

Penampakan Candi Sumur, Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo. (Foto diambil oleh Salsabilla Amelia)
Penampakan Candi Sumur, Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo. (Foto diambil oleh Salsabilla Amelia)

Berdasarkan cerita rakyat yang beredar candi ini menceritakan tentang seorang pemuda bernama Jaka Pandelengan yang diberi Bibit pari (padi) oleh Ki Gede Penanggungan. Bibit yang diterima itu kemudian diolah dan menghasilkan panen yang melimpah ruah, hal tersebut kemudian sampai hingga telinga Prabu Hayam Wuruk yang kemudian Prabu Hayam Wuruk meminta sebagian hasil padinya untuk dibagikan kepada seluruh rakyat majapahit yang saat itu mengalami paceklik. Jaka Pandelangan pun membagikan hasil padi tersebut. Prabu Hayam Wuruk yang merasa terbantu oleh kebaikan hati Jaka Pandelangan akhirnya mengutus salah satu Patihnya untuk membawa Jaka Pandelangan ke hadapannya dan hendak diberi sebuah penghormatan yakni diangkat sebagai keluarga kerajaan. Namun, Jaka Pandelangan menolak. Prabu Hayam Wuruk yang mengetahui bahwa Jaka Pandelangan tidak mau bertemu dengannya akhirnya memutuskan untuk menghampiri sendiri lokasi Jaka Pandelangan. sesampainya di sana ternyata Jaka Pandelangan udah hilang, dan menurut cerita yang beredar Jaka Pandelangan hilang di lumbung padi atau tempat penyimpanan padi. Ki Gede Penanggungan menjelaskan bahwa Jaka Pandelangan merupakan anak Prabu 

Prabu Hayam Wuruk kemudian membangun sebuah candi untuk dijadikan tempat penyimpanan padi milik Jaka Pandelangan, selain itu candi tersebut dibangun juga untuk memperingati Jaka Pandelangan. 

Jaka pandelangan merupakan seorang putra raja yang menjelma menjadi ikan kuthuk (ikan gabus) yang pada saat itu ditangkap oleh anak dari adik Ki Gede Penanggungan, yakni Jaka Walang Tinunu. kemudian Jaka Pandelangan pun menikah dengan Nyai Walang Angin anak dari Ki Gede Penanggungan. 

Asal mula candi sumur merupakan tempat hilangnya (moksanya) istri Jaka Pandelangan, yakni Nyai Walang Angin yang moksa di dekat sumur. Dalam rangka memperingati kebaikan hati Jaka Pandelangan dan Nyai Walang Angin yang telah menyisihkan hasil panennya kemudian Prabu Hayam Wuruk membangunkan candi sumur ini.

Jam Operasional dan Biaya Registrasi

Candi Pari dan Candi Sumur dapat menjadi destinasi wisata cagar budaya yang patut kalian kunjungi saat berada di kota Sidoarjo. destinasi cagar budaya ini dapat kalian kunjungi mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Destinasi ini tidak dipungut biaya, namun banyak pengunjung yang memberi seikhlasnya untuk biaya registrasi destinasi ini. 

Itu tadi adalah ulasan singkat mengenai Candi Pari dan Candi Sumur yang ada di Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun