Batik JAY (Javanese Art Yogyakarta) merupakan usaha batik jumputan di Dusun Gedang Bawah, Sambirejo, Prambanan yang didirikan pertama kali pada tahun 2014 oleh Bapak Mujimin.Â
Dengan mempelajari berbagai teknik membatik secara autodidak, beliau mengawali usaha ini dengan memberdayakan sepuluh orang ibu-ibu dan remaja warga Sambirejo untuk diajari membatik, sehingga nantinya dapat membantu proses produksi batik jumputan pada usaha batik JAY. Dalam kegiatan produksinya, batik JAY menerapkan lima teknik membatik, yaitu teknik ikat, teknik jelujur, tenik abstrak, teknik smudge dan teknik shibori.
Atas kegigihan dan kerja keras Pak Mujimin bersama para warga binaannya, akhirnya menjadikan batik JAY sebagai ikon batik pertama di Prambanan. Prambanan merupakan daerah wisata budaya, dimana banyak peninggalan purbakala seperti adanya berbagai situs candi seperti candi Prambanan, candi Banyunibo, candi Ijo, candi Plaosan, candi Ratu Boko, dll. Oleh karena itu, pada tahun 2016, batik JAY ditemu oleh UNESCO (United Nations Education, Science and Culture), yang kemudian ditunjuk sebagai UMKM batik binaan seiring dengan pemberdayaan UMKM di kawasan wisata. Sehingga nantiya batik JAY dapat terus berkembang dan menjadi produk unggulan Desa Sambirejo, Prambanan.
Hasil produksi batik JAY seringkali diikutkan dalam berbagai pameran, seperti pameran UMKM Sleman, pameran pembangunan, pameran batik di hotel Alana dan hotel Phoenix Yogyakarta, hingga Pekan Raya Jakarta. Dari berbagai kegiatan pameran tersebut, acapkali batik JAY menarik minat para wisatawan mancanegara yang berasal dari Inggris, Thailand, Brunei, dan India untuk membeli batik jumputan hasil produksi batik JAY. Selain mengikuti berbagai kegiatan pameran, batik JAY juga seringkali memberikan pelatihan membatik kepada anak-anak sekolah.
Seiring dengan meningkatnya permintaan sekaligus untuk memperkuat batik JAY sebagai ikon produk daerah, pada tahun 2021, batik JAY mengusung konsep baru menjadi batik Dewi Sambi yang tidak hanya menghadirkan batik jumputan, namun juga batik tulis. Dengan ciri khas yang terdiri dari kombinasi relief candi ijo, sayatan batu breksi, dan daun parijotho, sebagai motif batik khas Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.Â
Motif samudra mantana merupakan motif yang dihasilkan dari relief induk Candi Ijo. Candi Ijo merupakan candi yang berada di kawasan Desa Sambirejo. Motif ini berbentuk naga dan penyu, dengan posisi penyu diatas kepala naga, yang merupakan cerita tentang samudra mantana mengenai proses pengadukan samudra untuk mendapatkan air suci.
Motif pada sayatan batu di Tebing Breksi. Tebing Breksi merupakan salah satu destinasi pariwisata di Desa Sambirejo. Batu breksi adalah istilah dari batuan sedimen klastik yang tersusun atas fragmen bersudut besar. Hasil sayatan batu breksi menjadi sebuah gambar abstrak yang khas, yang divisualisasikan menjadi motif yang indah dengan batu yang berusia hingga jutaan tahun.
Motif parijotho, merupakan motif yang diambil dari sebuah tanaman asli lereng gunung Merapi yang memiliki energi alam yang sangat besar, yang kini keberadaannya sulit diketemukan bahkan mulai langka. Menurut cerita rakyat, tanaman parijotho berasal dari kayangan dan buahnya banyak diminati kaum bangsawan.