Mohon tunggu...
Salsabila ZainSyafa
Salsabila ZainSyafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa FBS Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program FBS Mengabdi Universitas Negeri Semarang (UNNES), Tingkatkan Literasi Untuk Cerdaskan Generasi

7 November 2024   03:07 Diperbarui: 7 November 2024   07:08 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo Sobat Pendidikan

Pada generasi alpha saat ini, tantangan dalam meningkatkan motivasi belajar dan literasi semakin terlihat. Banyak siswa yang merasa malas dan bosan untuk membaca dan mempelajari mata pelajaran di sekolah, siswa cenderung lebih suka bermain handphone dan bermain game maupun sosial media, yang berdampak pada minat dan kemampuan berpikir mereka.

Menurut UNESCO,  Indonesia menduduki peringkat kedua terbawah soal literasi dunia, yang berarti minat membaca sangat rendah. Menurut  UNESCO, minat membaca hanya 0,001% masyarakat Indonesia, hal ini sangat mengkhawatirkan. Artinya, hanya satu dari setiap 1.000 penduduk Indonesia  yang gemar membaca.

Semarang, 4 Oktober 2024 - Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang Menerjunkan Program pengabdian Masyarakat yang inovatif bernama "FBS Mengabdi" yang diikuti oleh 1.434 mahasiswa untuk melakukan pengabdian di 5 kelurahan sekitar UNNES seperti Kelurahan Sekaran, Ngijo, Patemon, Mangunsari, Kalisegoro dalam program "FBS Mengabdi".

Apa itu FBS Mengabdi

FBS Mengabdi adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Semarang, dengan tujuan untuk meningkatkan kepekaan sosial dan kepedulian terhadap isu-isu sosial maupun ligkungan sekitar. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa melakukan pendampingan belajar, pengadaan workshop, serta menerapkan metode pembelajaran atau program kreatif lainnya.

Diharapkan Mahasiswa yang terlibat dalam pengabdian di sekolah dasar dapat mengembangkan keterampilan mengajar mereka melalui pengalaman langsung di lapangan. Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang dipelajari di bangku kuliah ke dalam praktik nyata. Selain itu dampak positif dari bimbingan yang diberikan yaitu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Melalui kegiatan ini, kita juga dapat menjadikan sebuah refleksi terhadap kemampuan dan pendekatan yang telah diberikan kepada siswa dalam mengajar serta mengevaluasi efektivitas metode yang digunakan untuk menjadi pendidik yang lebih baik di masa depan.

Salah satu kelompok dari kegiatan FBS Mengabdi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Angkatan 2023, Rombel 4, Kelompok 6 mendapat bagian mengabdi di Kelurahan Kalisegoro tepatnya di SD N Kalisegoro 1 dengan sasaran siswa-siswi kelas 6.

Observasi di SD N Kalisegoro 1

Pada tanggal 8 Oktober 2024, kelompok 6 dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melakukan pengajuan observasi dengan memberikan surat izin kepada kepala sekolah di SD N Kalisegoro 1. Kelompok kami juga meminta izin untuk menganalisis atau menjadikan sasaran untuk program kami yaitu siswa-siswi kelas 6. Setelah itu kami diberi nomor telepon wali kelas 6 tersebut untuk bertanya mengenai lebih lanjut terkait masalah-masalah yang terdapat dalam sekolah tersebut terutama pada kelas 6 SD untuk program yang akan kami jalankan nantinya.

Kemudian setelah kami menghubungi wali kelas 6 SD N Kalisegoro 1  secara online, kami diberitahu bahwa minggu depan, tepatnya pada hari Selasa, 15 Oktober 2024 kami baru bisa dan diizinkan untuk observasi. Observasi tersebut juga tidak dengan wali kelas 6 karena guru tersebut ada kepentingan atau tugas lain, sehingga kami diberi tahu untuk observasinya bersama guru PPL yang mengampu kelas 6 di SD tersebut. Setelah kami tanya-tanya terkait permasalahan yang ada dan terjadi di kelas 6 yaitu tantangan pendidik menghadapi gen alpha yang kurang akan kesopanan terhadap guru maupun temannya sendiri. Siswa sering berkata kotor, tidak menggunakan bahasa yang baik untuk berbicara, adanya perkelahian, kurangnya semangat belajar, serta literasi yang kurang, bahkan ada anak kelas 6 yang masih kesulitan untuk membaca. Akibat atau dampak dari permasalahan tersebut yaitu membuat keterbatasan dalam pendidikan, materi pembelajaran sukar diserap oleh siswa-siswi, rendahnya produktivitas, serta suasana kelas tidak kondusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun