Mohon tunggu...
salsabila syafa
salsabila syafa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Waspada Demam Berdarah yang Merajalela dan Cara Penanggulangannya

8 September 2024   18:43 Diperbarui: 15 September 2024   21:40 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

WASPADA  DEMAM BERDARAH YANG MERAJALELA DAN CARA PENANGULANGGANNYA
SALSABILA SYAFA MAULIDYA/191241128
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
         Demam berdarah, atau demam berdarah dengue (DBD), adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama penyakit ini. Demam Berdarah Dengue tidak pandang bulu,menyerang semua kalangan usia. Tercatat jutaan kasus infeksis demam berdarah dengue terjadi di seluruh belahan dunia setiap tahunnya. Demam berdarah dengue paling sering menyerang di Asia Tenggara, pulau-pulau Pasifik Barat, Amerika Latin dan Afrika. Namun demam berdarah dengue kini mulai merebak di Indonesia. Pada 2 April 2024, hasil pantauan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Pementerian Pesehatan menunjukkan kenaikan kasus DBD yang diprediksikan akan terus berlanjut hingga musim pancaroba.

         Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, menilai kenaikan kasus DBD dalam beberapa waktu belakangan ini belum mencapai titik maksimal. “Hasil pantauan kami, terus meningkat, tapi belum sampai titik maksimal. Tampaknya, potensi kenaikan masih akan terjadi, mungkin sampai musim pancaroba mendatang,” kata Maxi. Pada 26 Maret 2024 kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 53.131 kasus. Sementara itu, kasus kematian akibat DBD dilaporkan mencapai 404 orang. Kasus DBD kembali mengalami peningkatan pada pekan berikutnya sebanyak 60.296 kasus dengan angka kematian sebanyak 455 kasus.

         Gejala demam berdarah dengue (DBD) umumnya muncul 4-10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Gejala awal DBD adalah demam dinggi, demam mendadak hingga mencapai suhu lebih dari 39°C. Nyeri tubuh dan sendi, nyeri otot, sendi, dan tulang, sering disebut sebagai "breakbone fever.". Sakit kepala, terutama sakit kepala yang parah di bagian belakang mata. Kulit ruam merah di kulit, kadang disertai gatal. Mual dan muntah, gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Nyeri perut, nyeri di bagian perut, yang mungkin disertai pembesaran hati. Pada kasus berat, bisa muncul gejala seperti pendarahan, penurunan tekanan darah, dan gangguan organ, yang memerlukan perawatan medis segera.
         Mengatasi demam berdarah melibatkan berbagai tantangan, baik untuk pasien maupun sistem kesehatan. Dalam sistem kesehatan ada beberapa tantangan dalam pencegahan atau penanggulangan demam berdarah dengue salah satunya adalah tantangan kemampuan. Tidak semua fasilitas kesehatan memiliki akses ke tes yang cepat dan akurat untuk demam berdarah. Masih banyak rumah sakit atau puskesmas yang di daerah terpencil di sudut Republik Indonesia, selain itu peningkatan kasus juga berpengaruh terhadap upaya dalam mengatasi demam berdarah di daerah endemik, kasus demam berdarah dapat meningkat secara musiman, membebani sistem kesehatan.
 
         Peranan tenaga kesehatan masyarakat dalam menanggulangi demam berdarah dengue adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan gigitan nyamuk dan pentingnya lingkungan bersih sangat penting namun seringkali sulit dilakukan. Ada banyak cara untuk melakukan penyuluhan agar kesadaran masyarakat dalam menanggulangi demam berdarah dengue bisa meningkat. Selain itu vaksin dengue tersedia, tetapi akses ke vaksin dapat terbatas di beberapa daerah, dan implementasi program vaksinasi memerlukan koordinasi dan sumber daya yang baik. Peran tenaga kesehatan masyarakat juga diharapkan bisa menyebarkan vaksin di beberapa daerah yang terplosok di Indonesia.
 
        Menghadapi tantangan-tantangan ini memerlukan pendekatan yang terpadu antara pendidikan kesehatan, pengendalian vektor, perawatan medis yang baik, dan upaya pencegahan yang berkelanjutan. Kerja sama antara masyarakat dan tenaga kesehatan masyarakat di Indonesia sangat dibutuhkan dalam upaya menanggulangi dan mencegah demam berdarah dengue.
 
KATA KUNCI: Demam Berdarah Dengue (DBD), Indonesia, Kesehatan. Masyarakat
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Admin mitra keluarga, 2024. Mengenal Gejala Demam Berdarah (DBD) dan Pengobatan yang Tepat. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/gejala-demam-berdarah. [online] [diakses tanggal 8 september 2024].
Rokom. 2024. Ketika Demam Berdarah Kembali Merebak.  https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240605/0545670/ketika-demam-berdarah- kembali-merebak/. [online] [diakses tanggal 8 september 2024].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun