Penyakit tidak menular (PTM) atau dikenal juga dengan istilah penyakit non infeksius menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang signifikan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2022), penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan obesitas menjadi penyebab 74% kematian global setiap tahunnya. Faktor penyebab utama meliputi usia, pola makan tidak sehat, rendahnya aktivitas fisik, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Lebih jauh, kondisi ini sering kali memengaruhi aspek psikologis pasien. Tingkat kecemasan, stres, hingga depresi kerap muncul selama proses penyembuhan (Lumintang et al., 2023). Dalam situasi ini, efikasi diri—keyakinan seseorang atas kemampuannya menghadapi tantangan hidup—menjadi elemen penting yang perlu diperkuat.
Mindfulness sebagai Strategi Meningkatkan Efikasi Diri
Mindfulness adalah teknik yang mengajarkan individu untuk fokus pada momen saat ini dengan sikap terbuka dan tanpa menghakimi. Teknik ini terbukti efektif dalam membantu mengelola stres, emosi, dan pola pikir negatif, sehingga berkontribusi pada peningkatan efikasi diri (Creswell, 2017).
Berbagai penelitian mendukung efektivitas mindfulness dalam meningkatkan kemampuan pasien untuk menghadapi tantangan penyakit yang dialaminya. Teknik seperti pernapasan dalam, meditasi, dan body scanning adalah beberapa langkah praktis yang dapat diterapkan kapan saja (Endriyani et al., 2021; Dewar, 2021; Kabat-Zinn, 2023).
Program Psikoedukasi di RSI Siti Hajar Sidoarjo
Dalam rangka membantu dan mendukung proses pemulihan pasien di Rumah Sakit Islam Siti Hajar, program “Peningkatan Efikasi Diri Melalui Psikoedukasi Mindfulness” diadakan pada 18 Desember 2024. Kegiatan ini melibatkan pasien dari berbagai poli, termasuk jantung, mata, dan psikologi.
Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman pasien mengenai pentingnya efikasi diri serta melatih mereka menerapkan mindfulness secara mandiri. Rangkaian acaranya meliputi penyampaian materi, sesi tanya jawab, hingga evaluasi dan feedback oleh pasien. Hasil evaluasi menunjukkan pasien cukup mampu memahami materi setelah mengikuti psikoedukasi.
Hasil dan Tantangan
Hasil program menunjukkan bahwa psikoedukasi membantu pasien dalam memahami pentingnya praktik mindfulness dalam mengelola stres, tetap tenang menghadapi situasi sulit, serta fokus pada proses penyembuhan. Namun, beberapa kendala seperti keterbatasan durasi praktik mindfulness dan kurangnya visualisasi menarik dalam penyampaian materi menjadi catatan penting untuk pengembangan program ke depan.
Kesimpulan dan Harapan
Program psikoedukasi ini dinilai efektif dalam meningkatkan pemahaman pasien terkait terapan mindfulness terhadap efikasi diri yang tinggi. Penyelenggara berharap kegiatan serupa dapat rutin dilakukan untuk mendukung pemahaman masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, seiring dengan kesehatan fisik. Dukungan berkelanjutan dari pihak rumah sakit akan menjadi kunci untuk menjadikan mindfulness bagian dari gaya hidup masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H