Mohon tunggu...
Salsabila Safinatunnajah P R
Salsabila Safinatunnajah P R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN "VETERAN" JAKARTA

Sedang belajar dan Ingin menambah pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menurunnya Angka Pernikahan Terkait Stigma yang Mulai Beredar Married is Scary

25 September 2024   22:30 Diperbarui: 25 September 2024   22:32 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seperti yang kita ketahui media sosial menjadi jembatan informasi yang sangat cepat. Berita atau anggapan dapat diceritakan kapan saja dan dimana saja. Seringkali kita temui di media menggambarkan pernikahan dengan sorotan pada sisi negatifnya, seperti konflik, perselingkuhan, atau perceraian. Gambaran seperti ini bisa memperburuk stigma tentang pernikahan, membuatnya terlihat sebagai hubungan yang sulit dan penuh risiko. Hal ini dapat mempengaruhi pandangan generasi muda tentang pernikahan.

  1. Prioritas Kehidupan yang Berbeda 

Banyak orang saat ini memiliki prioritas hidup yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Karier, pendidikan, kebebasan pribadi, ingin membahagiakan orangtua, mengimpikan sesuatu hal dan pengalaman hidup seperti perjalanan atau hobi sering kali menjadi prioritas dibandingkan membangun keluarga. Beberapa orang percaya bahwa pernikahan dapat membatasi pencapaian-pencapaian ini sehingga membuat banyak orang ragu untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Stigma ‘Married is Scary’ memiliki pengaruh nyata terhadap penurunan angka pernikahan. Ketakutan terhadap komitmen, perceraian, tanggung jawab finansial, serta perubahan nilai-nilai sosial dan prioritas individu membuat banyak orang menunda atau bahkan memilih untuk tidak menikah. Stigma ini dapat menjadi salah satu faktor menurunnya angka pernikahan karena bagi kebanyakan orang pernikahan tidak lagi menjadi tujuan hidup utama bagi semua orang. 

Berdasarkan fakta yang telah dipaparkan, saya berpendapat bahwa pernikahan memang menjadi suatu hal yang menakutkan, banyak pertimbangan matang yang perlu diperhatikan, mulai dari finansial, mental, kesiapan, calonnya, bahkan cara pengelolaan konflik yang mungkin muncul. Akan tetapi, faktor yang membuat pernikahan langgeng adalah komunikasi. Menurut saya, komunikasi merupakan kunci paling penting dalam membina suatu hubungan. Dengan komunikasi yang baik, diharapkan pesan yang ingin disampaikan kedua belah pihak dapat dipahami sehingga meminimalkan konflik atau kesalahpahaman yang mungkin terjadi. Dengan komunikasi yang baik juga kita dapat memilah orang-orang yang pantas dijadikan sebagai pasangan hidup kita nantinya, karena pernikahan merupakan kerjasama tim dimana saling melengkapi kekurangan dan kelebihan pasangannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun