Mohon tunggu...
salsabilasaadah
salsabilasaadah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Dibuat untuk syarat kelulusan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Coba Membuat Gerabah di Kota Tua, Jakarta

9 Januari 2025   02:17 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:46 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keseruan Membuat Gerabah di Museum Seni Rupa dan Keramik (Sumber: dokumen penulis)

Kata siapa jalan-jalan ke museum cuma bengang-bengong doang? Kalau kamu belum punya ide untuk weekend ini, cus, simak artikel ini, ya! 

Ada yang inovatif di Museum Seni Rupa dan Keramik, nih! Museum yang terletak di Kawasan Kota Tua, Jl. Pos Kota No.2-9, Kec. Taman Sari, Jakarta Barat ini gak cuma mengoleksi benda-benda sejarah yang dipertontonkan untuk pengunjungnya, lho... 

     Sesuai dengan fokus museum yang menyuguhkan sejarah peradaban manusia melalui kesenian gerabah, museum ini kini menawarkan sesi membuat gerabah bagi para pengunjungnya. Melalui kegiatan ini, tentunya pengunjung museum bisa merasakan langsung bagaimana gerabah-gerabah yang dipajang di ruang pameran museum dibuat pada masanya. Alat pemutar lempung yang digunakan juga masih sederhana dan diputar menggunakan kaki, sehingga nuansa tradisional dari pembuatan gerabah juga kita dapatkan di sini! 

Cukup terjangkau, 

Tiket masuk museum hanya dibandrol seharga Rp. 5.000,- untuk pelajar/mahasiswa dan Rp. 10.000,- untuk umum. Sementara itu, workshop membuat gerabah dikenakan biaya terpisah sebesar Rp. 50.000,- sudah termasuk kit pembuatan karya berupa ±500 gr tanah lempung atau tanah liat dan pengemasan hasil kerajinan untuk dibawa pulang. 

Registrasi workshop gerabah dibuka pukul  10.00 - 15.00 WIB, sementara museum dibuka pukul 9.00 - 16.00 WIB. Durasi pembuatan gerabah tidak dibatasi, hanya saja menyesuaikan dengan ramainya pengunjung yang mendaftar karena beberapa fasilitas seperti celemek dan pemutar lempung digunakan bergantian. Buat kamu yang masih bingung mau membuat kerajinan apa, tenang saja, ada pemandu yang bisa mengarahkan dan membantu pembuatan gerabah kamu jadi lebih bagus dan cepat selesai! Setelah itu, kamu bisa menambahkan dekorasi di hasil karyamu dengan menggunakan tusuk gigi atau sisa tanah liat yang kamu dapatkan. 

Proses dekorasi ini bisa dilakukan di tempat-tempat duduk yang disediakan pihak museum hingga kamu merasa puas dengan hasil karyamu. Kalau sudah jadi, kamu bisa membawa pulang hasil karya dengan menyerahkannya ke unit penyelenggara untuk dikemas sehingga mudah dibawa. Gerabah yang dihasilkan akan mengeras dalam waktu kurang lebih lima hari dan kamu bisa memberi dekorasi yang lebih meriah lagi di rumah. Misalnya dengan cat warna atau tempelan manik-manik. Oh, iya, selama masa pengeringan, gerabah sebaiknya dihindarkan dari sinar matahari agar hasilnya lebih cantik dan tidak retak. 

Untuk kamu yang tidak berminat mencoba workshop gerabah ini, masih ada yang menarik, lho! Museum Seni Rupa dan Keramik menyediakan ruang pameran yang terdiri dari dua lantai. Kamu bisa melihat perjalanan kesenian gerabah dari masa ke masa mulai dari gerabah Nusantara, mancanegara, hingga gerabah-gerabah yang ditemukan di kapal yang karam. Bangunan luar museum juga aestetik dan cocok digunakan untuk tempat berfoto. Selain itu, museum juga memiliki koperasi yang menjual rupa-rupa suvenir gerabah seperti asbak, cangkir, piring, dan vas bunga yang unik. 

Cocok untuk Siapa Saja, 

Museum Seni Rupa dan Keramik menyediakan berbagai akses seperti mushalla, toilet, dan kantin untuk para pengunjungnya. Selain itu, aktivitas membuat gerabah yang ditawarkan cocok untuk berbagai usia. Misalnya untuk memperkenalkan kerajinan gerabah dan tekstur tanah lempung pada anak-anak, untuk mengisi waktu luang dan nostalgia kakek dan nenek, hingga mempererat kedekatan kamu dengan si doi. Jadi gak usah ragu lagi, deh. Langsung aja masukin jalan-jalan ke Museum Seni Rupa dan Keramik ini ke wishlist kamu, ya! (~Sal)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun