Mohon tunggu...
Salsa Bilara
Salsa Bilara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendongeng

pemilik akun ini akan mencoba menggali ide-ide yang telah lama tertimbun untuk direalisasikan menjadi tulisan yang menghibur di akun ini.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sisi Negatif Di balik Tren Estetika

21 Juni 2024   23:42 Diperbarui: 22 Juni 2024   05:58 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar seseoranng merasa merasa sedih mendapatkan hate comment di sosial media. Dok. Detik.com
ilustrasi gambar seseoranng merasa merasa sedih mendapatkan hate comment di sosial media. Dok. Detik.com

Konsumsi Berlebihan,Beberapa tren estetika mendorong konsumsi berlebihan, baik dalam hal barang-barang fashion maupun produk kecantikan. Hal ini dapat menyebabkan pemborosan, ketidakberlanjutan, dan dampak negatif terhadap lingkungan

ketergantungan pada Validasi Eksternal, Mengejar tren estetika tertentu untuk mendapatkan validasi dari orang lain dapat mengarah pada ketergantungan pada pujian dan perhatian eksternal. Hal ini dapat mengganggu perkembangan identitas dan kepercayaan diri yang seharusnya bersumber dari dalam diri sendiri.

Keterbatasan Kreativitas,Terlalu fokus pada tren estetika tertentu dapat membatasi kreativitas dan inovasi. Individu mungkin merasa terikat oleh ekspektasi dan norma yang ada, sehingga sulit untuk bereksperimen dan mengeksplorasi gaya yang lebih unik dan personal.

Meskipun tren estetika dapat menjadi sarana ekspresi diri yang positif, penting untuk tetap kritis dan waspada terhadap dampak negatif yang mungkin timbul. Menjaga keseimbangan antara mengikuti tren dan mempertahankan identitas serta nilai-nilai pribadi yang autentik adalah kunci untuk menikmati tren estetika dengan sehat dan positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun