Mohon tunggu...
Salsabila PutriArifin
Salsabila PutriArifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 2 Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang selalu melihat ke depan untuk meningkatkan diri dan mempelajari sesuatu yang baru untuk meningkatkan keterampilan saya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bumi Sedang Tidak Baik-Baik Saja

14 Juni 2022   15:23 Diperbarui: 14 Juni 2022   15:33 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Belakangan ini tagar #LetTheEarthBreath tengah ramai diperbincangkan oleh warga di seluruh dunia. Tagar tersebut telah mencapai lebih dari 1,7 juta tweet pada Jumat, 15 April 2022, pukul 08.30 WIB. Hal ini berhubungan dengan aksi protes para ilmuwan pada 6 April 2022. Ilmuwan NASA, Peter Kalmus dan ilmuwan lainnya menangis ketika menyuarakan peringatan akan iklim global.

Namun aksi protes para ilmuwan tentang perubahan iklim tersebut harus terhenti karena penangkapan oleh petugas kepolisian Los Angeles. Penangkapan tersebut dikarenakan Dr Kalmus telah memblokir akses pintu mauk ke gedung JP Morgan Chase. Dr Kalmus menuduh jika Chase telah menandai proyek bahan bakar fosil baru lebih banyak daripada bank lainnya dan hal tersebut dapat menyebabkan kehancuran iklim. Kalmus memilih JP Morgan Chase karena dari semua bank investasi di dunia, JP Morgan Chase mendanai sebagian besar proyek bahan bakar fosil baru. Aksi protes yang berlangsung di depan JP Morgan Chase tersebut merupakan bentuk protes dari pembiayaan bank atas bahan bakar fosil. Menurut laporan konsorsium LSM yang dilansir dari Independent, Bank JPMorgan Chase adalah pemberi dana terbesar untuk bahan bakar fosil dari bank mana pun di dunia dari 2016 hingga 2021, menyediakan $382 miliar selama periode enam tahun tersebut.

Para ilmuwan menuntut agar Chase menghentikan pembiayaan bahan bakar fosil, dan setiap proyek bahan bakar fosil baru diberhentikan. Beberapa aksi protes juga ikut dilakukan oleh ilmuwan di berbagai negara lainnya seperti Spanyol, pada hari yang sama para pengunjuk rasa membuang darah palsu di luar Kongres Deputi Madrid. Para ilmuwan dan pendukung melakukan aksi protes di Kementerian Lingkungan Hidup Quito, Ekuador dan di Kementerian Iklim di Kopenhagen, menurut akun Twitter Scientist Rebellion. Let The Earth Breath dimaksudkan untuk kampanye dalam rangka menyelamatkan bumi kita dari pemanasan global.

Dengan viral nya tagar Let The Earth Breath tersebut warga mulai berbondong-bondong membicarakan cara untuk menyelamatkan bumi dari dampak perubahan iklim. Gerakan untuk menyelamatkan bumi dianggap dapat membantu pencegahan dari pemanasan global. Dengan tag Let The Earth Breath, para pengguna sosial media mengajak orang-orang untuk melakukan beberapa kegiatan yang dianggap bisa membantu pencegahan pemanasan global. Beberapa kegiatan sederhana yang dapat dilakukan untuk mendukung aksi menyelamatkan bumi ini yakni menghapus email tidak penting, mengurangi pemakaian plastik, mencabut kabel yang tidak digunakan, dsb. Rasanya hal tersebut tidaklah sulit, tetapi akan sangat membantu dan berpengaruh bagi bumi.

Namun beberapa warga berpendapat bahwa tagar let the earth breath yang sedang gencar dilakukan oleh banyak orang hanyalah semata mata mengikuti tren di media sosial dan percuma jika masih menggunakan fasilitas seperti kipas ataupun AC. Banyak orang tidak setuju dengan hal tersebut karena setidaknya kita dapat berkontribusi dari hal kecil seperti membagikan tagar agar warga tau isu yang ada dan bagaimana cara kita menjaga bumi. Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita mempunyai usaha meluangkan sedikit dari waktu yang kita miliki untuk mendukung aksi ini agar dapat menyelamatkan bumi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun