Mohon tunggu...
salsabilaputri
salsabilaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka menyanyi dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa Keperawatan Lewat Pembelajaran Kooperatif STAD

2 Januari 2025   20:13 Diperbarui: 2 Januari 2025   20:11 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di dunia pendidikan, salah satu tujuan utama adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, khususnya dalam menghadapi tantangan pembelajaran yang kompleks. Salah satu cara yang efektif untuk mencapainya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang melibatkan interaksi aktif antar mahasiswa. Model yang satu ini dikenal dengan nama STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang diterapkan oleh Tutu April Ariani, S.Kp., M.Kes., seorang dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa di Program Studi S1 Keperawatan FIKES UMM.

Tutu April Ariani menjelaskan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pemahaman mahasiswa melalui pembelajaran kooperatif dengan model STAD. Dalam penelitian ini, metode STAD digunakan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis mahasiswa, dengan cara membiasakan mereka bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan soal-soal yang diberikan. "Pembelajaran STAD ini menekankan kerja sama antar mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar materi sendiri-sendiri, tapi juga harus saling berdiskusi, berbagi pendapat, dan menyelesaikan masalah secara kelompok," ujar Tutu.

Metode STAD ini, menurut Tutu, dirancang agar mahasiswa lebih aktif dalam berinteraksi satu sama lain. Mereka akan saling berbagi ide, mengajukan pertanyaan, memperhatikan pertanyaan teman, memberikan tanggapan, dan bahkan bisa menengahi jika ada ketidakpahaman dalam kelompok. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa secara keseluruhan, serta melatih mereka dalam berpikir kritis dan menyelesaikan masalah yang ada.

Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindak Kelas (Classroom Action Research atau CAR). Penelitian ini dilakukan di kelas A Program Studi S1 Keperawatan FIKES UMM dengan jumlah mahasiswa 48 orang. Ada beberapa hal yang diamati selama pelaksanaan STAD, seperti kerja sama dalam kelompok, kemampuan mahasiswa dalam memberikan ide, menyimpulkan materi, hingga kemampuan mereka dalam menyelesaikan konflik jika ada ketidakpahaman antar teman satu kelompok.

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, di mana tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus pertama, hasil ujian menunjukkan bahwa 55,56% mahasiswa memiliki kompetensi kurang dengan nilai di bawah 80, sementara 44,44% berhasil mencapai nilai di atas 80. Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama, Tutu melakukan refleksi dan perbaikan untuk siklus kedua. Pada siklus kedua, hasil ujian menunjukkan perbaikan signifikan, di mana hanya 11,11% mahasiswa yang masih memiliki kompetensi kurang, sementara 88,89% mahasiswa sudah memperoleh nilai di atas 80.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model STAD dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan, serta memfasilitasi mereka dalam menyelesaikan masalah secara kelompok. Dengan pembelajaran kooperatif seperti ini, mahasiswa tidak hanya belajar secara mandiri, tetapi juga mampu bekerja sama untuk memecahkan masalah dan menyusun pemahaman bersama.

"Saya yakin bahwa pembelajaran STAD ini sangat bermanfaat, bukan hanya di mata kuliah keperawatan, tapi juga di mata kuliah lainnya. Karena dengan cara ini, mahasiswa bisa lebih memahami materi secara mendalam, serta melatih kemampuan berpikir kritis mereka," tambah Tutu.

Tentu saja, penggunaan metode STAD tidak hanya berlaku di Program Studi S1 Keperawatan saja. Menurut Tutu, model ini sebaiknya diterapkan pada mata kuliah lainnya di berbagai disiplin ilmu. Sebab, dengan kerja sama yang baik dan pembelajaran yang lebih interaktif, mahasiswa akan terbiasa menghadapi tantangan, meningkatkan kompetensi mereka, serta siap menghadapi dunia kerja yang membutuhkan keterampilan berpikir kritis dan penyelesaian masalah secara tim.

"STAD tidak hanya membentuk kemampuan akademik, tapi juga mengajarkan mahasiswa untuk lebih peduli terhadap teman-teman mereka. Semua ini merupakan langkah penting dalam menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas," tutup Tutu, dengan penuh semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun