Perusahaan semakin banyak menggunakan influencer media sosial untuk mempromosikan produk atau layanan mereka (Mediakix 2017). Influencer, juga disebut 'selebriti mikro', mendapatkan ketenaran melalui personal branding yang strategis di media sosial (Khamis, Ang, dan Welling 2017).Â
Para 'fitfluencer', 'travelbloggers', atau 'beautyvloggers' bermerek sendiri ini telah membangun jaringan pengikut yang besar di platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, dan dari mulut ke mulut online mereka telah menjadi instrumen pemasaran yang berpengaruh. Berbeda dengan endorser selebriti tradisional, seperti atlet dan bintang film, influencer media sosial dianggap sebagai sumber informasi konsumen yang lebih kredibel dan dapat diterima, terutama di kalangan audiens muda.
Semakin banyak penelitian tampaknya mengonfirmasi bahwa pemberi pengaruh adalah pendukung merek yang efektif dan akademisi telah mulai menyelidiki faktor mana yang secara khusus berkontribusi pada kesuksesan mereka.Â
Bagi akademisi maupun praktisi di bidang pemasaran influencer, relevan untuk mengetahui karakteristik influencer dan endorsement mana yang menjadi pendorong utama efektivitas endorsement, baik dari segi hasil periklanan (seperti sikap produk yang lebih positif dan niat beli yang lebih tinggi), dan dalam hal evaluasi influencer.Â
Karakteristik influencer dan dukungan yang berbeda telah dinyatakan memberikan kontribusi pada efektivitas pemasaran, seperti kredibilitas, personal branding, dan daya tarik influencer, jumlah pengikut, jenis produk didukung (De Veirman, Cauberghe, dan Hudders 2017).
Penggunaan platform media sosial seperti YouTube, TikTok, dan Instagram terus meningkat. Situs jejaring sosial berbagi foto dan video Instagram juga masih terus berkembang, dengan 5,9 juta pengguna berusia 15 tahun ke atas.Â
Mengingat popularitas platform media sosial ini, tidak mengherankan jika influencer telah menjadi pemimpin opini baru di kalangan anak muda, berfungsi sebagai duta merek untuk beragam produk dan layanan, dan sumber penting informasi produk konsumen (Lin, Bruning, dan Swarna 2018).Â
Keberhasilan influencer media sosial sebagai endorser produk juga dibuktikan dengan evaluasi yang lebih positif terhadap endorsement influencer dibandingkan dengan promosi yang disponsori perusahaan dan endorsement selebriti 'tradisional'.Â
Misalnya, dalam sebuah studi oleh Colliander dan Dahln (2011), postingan blog tentang merek fesyen menghasilkan sikap merek yang lebih tinggi dan niat membeli yang meningkat dibandingkan dengan artikel majalah online yang disponsori perusahaan.
Influencer dengan demikian tampaknya menjadi alat periklanan yang efektif, dan penelitian telah mulai mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan mereka.
Personal branding menjadi salah satu alasan besar yang mendukung kesuksesan dalam Pemasaran digital ini. Secara khusus, personal branding dari influencer tampaknya berasal dari posisi unik mereka sebagai 'superpeer' yang autentik, dapat dihubungkan, dan dapat diakses.Â