Kegiatan In House Training (IHT) bertema "Menggali Potensi Sekolah Melalui Pendidikan Karakter Berbasis Tatanen di Bale Atikan" sukses dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 4 hingga 6 November 2024 di SDN 2 Nagrikaler. Kegiatan IHT dibuka oleh Dr. H. Purwanto, M.Pd. Â selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun budaya peduli lingkungan di kalangan pelajar. "Melalui program seperti Tatanen di Bale Atikan, kita dapat mendidik generasi muda untuk lebih menghargai alam dan memanfaatkan sumber daya secara bijak," ujar beliau.Â
Selama tiga hari, kegiatan ini diisi dengan berbagai sesi edukasi dan praktik, mulai dari konsep dasar Tatanen di Bale Atikan hingga implementasi teknisnya di lingkungan sekolah. Para guru juga dilatih untuk mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ini ke dalam kegiatan pembelajaran bersama siswa. Salah satu agenda utama dalam IHT ini adalah pelatihan mengenai pengelolaan sisa makanan menjadi pupuk organik.
Materi ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan kemampuan sekolah dalam mengelola limbah makanan sebagai bentuk implementasi program food waste. Dengan didukung oleh Mahasiswa Program Penguatan Profesional dan Keguruan (P3K) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta, proses pengolahan sisa makanan menjadi pupuk di SDN 2 Nagrikaler telah terlaksana dengan baik.
Mahasiswa P3K UPI Purwakarta secara aktif mendampingi pihak sekolah, mulai dari tahap pelatihan hingga penerapan pengolahan limbah makanan menggunakan metode fermentasi sederhana yang disebut mikroorganisme lokal (MOL). Dalam pelaksanaannya, sisa makanan yang berasal dari bekal siswa dikumpulkan bersama dengan daun-daun kering disekitar lingkungan sekolah, kemudian diolah menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman di kebun sekolah.
Hasil dari pelatihan ini menjadi wujud nyata dari tema In House Training, yaitu pendidikan karakter berbasis Tatanen di Bale Atikan (TDBA). SDN 2 Nagrikaler berhasil mengintegrasikan pengelolaan limbah makanan ke dalam aktivitas harian sekolah, menjadikannya sebagai praktik baik yang akan diterapkan secara berkelanjutan.
Kepala SDN 2 Nagrikaler Pipih Soviyatin Rahkmah, M.Pd., mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini yang melibatkan kolaborasi aktif antara mahasiswa, guru, dan siswa. "Kegiatan ini memberikan wawasan baru bagi sekolah kami untuk menerapkan pendidikan berbasis lingkungan yang berkelanjutan," ungkapnya. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya untuk turut serta dalam mengembangkan pendidikan berbasis karakter dan peduli lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H