Mohon tunggu...
Salsabila Rizkyhani Panjaitan
Salsabila Rizkyhani Panjaitan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Administrasi Publik UNY 2018

do it.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembangunan Desa Wisata Ngargoyoso di Kabupaten Karanganyar

3 September 2021   11:24 Diperbarui: 3 September 2021   11:26 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada proses pembangunan desa wisata berawal dari menggali potensi sumber daya yang ada di desa dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, desa wisata merupakan penunjang peningkatan pendapatan asli daerah, dan pengelolaannya tidak akan berubah bentuk aslinya. Jika sumber daya digunakan secara bijak dengan model pembangunan ekonomi maka akan dapat terus berkesinambungan. Sehingga jika suatu desa sudah menjadi desa wisata maka dapat dikatakan sudah maju.

Pemasaran di bidang pariwisata sangat berbeda dengan pemasaran umum, karena pemasaran pariwisata menekankan pada gambaran yang lengkap tentang fasilitas yang disediakan oleh layanan destinasi dan dilengkapi dengan fasilitas dari sektor lain. Dengan adaya kegiatan desa wisata memiliki tujuan agar dapat membentuk pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, sehingga pemangku kepentingan dapat meningkatkan keseimbangan antara mengejar tujuan pertumbuhan destinasi dan menjaga kelestarian alam, budaya, sejarah, dan masyarakat. Dengan demikian, kegiatan dalam pemasaran merupakan alat manajemen yang efektif karena dapat memastikan tujuan kunjungan wisatawan dan menarik dengan pembangunan pariwisata berkelanjutan dan kemampuan dari destinasi disinggahi.

Desa Ngargoyoso menjadi salah satu dari desa wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar yang berada tepat di Kaki Gunung Lawu. Secara geografis Desa Ngargoyoso berjarak 21,5 km dari Kabupaten Karanganyar dan memiliki luas wilayah 65,34 km2 dengan ketinggian rata-rata 772 mdpal. Dengan kondisi tipografi mulai dari kondisi berbukit hingga pegunungan demikian memungkinkan Desa Ngargoyoso banyak menjadi sasaran wisata alam pegunungan. Beberapa obyek wisata alam dan buatan sudah ada dan sedang dikembangkan, antara lain Candi Cetho, Candi Sukuh dan Perkebunan Teh Kemuning. Selain itu objek wisata di Desa Ngargoyoso di setiap tahunnya terus berkembang. Hal ini dibuktikan dengan terciptanya objek wisata baru buatan manusia dan buatan alam, seperti wisata Lembah Semilir dan wisata Perkebunan Karet.

Keberadaan Desa Wisata Ngargoyoso ini dimafaatkan oleh para Karang Taruna dalam mengoptimalkan potensi wisata yang belum berkembang dengan baik. Sebelum adanya pemberdayaan Karang Taruna yang diberikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar banyak anggota yang menganggur dan hanya berkumpul tanpa melakukan kegiatan yang bermanfaat. Melalui pemberdayaan masyarakat desaan diharapkan bisa memaksimalkan pemanfaatan potensi alam dan lingkungan, serta bisa eningkatkan kapasitas masyarakat dengan memaksimalkan potensi pertanian dan perkebunan, serta memaksimalkan sosial budaya, adat istiadat dan warisan sejarah masyarakat pedesaan.

Pada pemberian sarana dan prasarana pemerintah daerah setempat melibatkan masyarakat dalam memberikan layanan penunjang kepada para wisatawan. Desa Wisata Ngargoyoso tentu sudan memberika kesempatan kepada masyarakat lokal untuk memberikan sebuah pembentukan strategi. Dari latar belakang diatas sudah disebutkan dari adanya keterlibatan karang taruna sebagai pembentukan strategi dan pengoprasian prasarana. Dengan keikutsertaan masyarakat diharapkan dapat menjadi strategi dalam merawat dan mengotrol dari prasarana wisata agar lebih baik lagi. Pemberdayaan komunitas lokal telah berperan aktif dalam komunitas lokal dan meningkatkan pendapatan mereka yang terlibat langsung.

Dalam proses pembangunan masyarakat, fungsi sosial harus diutamakan, karena peran serta masyarakat dalam pembangunan setiap proses akan sangat mempengaruhi optimalisasi tujuan. Meski demikian, partisipasi semacam ini tidak banyak dipertanyakan, hingga saat ini makna partisipasi yang salah masih melekat di masyarakat. Banyak orang yang menganggap partisipasi hanya sebatas gotong royong atau pengabdian masyarakat, padahal partisipasi memiliki arti yang sangat luas. Kesalahpahaman partisipasi seringkali digunakan untuk menguntungkan salah satu pihak guna mencari kerugian bagi pihak lainnya. Para pembuat rencana pembangunan seringkali menggunakan partisipasi sebagai alasan agar rencana tersebut dapat didukung oleh masyarakat tanpa harus memperhatikan kesinambungan rencana masa depan dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan. Di sisi lain, saran dari masyarakat hanya dipandang sebagai harapan, sehingga prioritas pelaksanaannya rendah. Di bawah paksaan dari pihak lain yang lebih kuat, ini akan mengarah pada partisipasi semu.

Bentuk partisipasi yang ditunjukkan oleh pemuda di Desa Wisata Ngargoyoso dipengaruhi oleh peran kelompok luar (eksternal), dan pemuda desa berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Ngargoyoso secara keseluruhan. Pemerintah Kabupaten Karangayar juga mengupayakan partisipasi pemuda dalam kegiatan pariwisata seperti pembinaan dengan pihak luar desa dan kegiatan langsung seperti kebersihan, kerjasama pembangunan dan keamanan. Dan Lembaga Pemberdayaan Pemuda Desa (LPP) dibentuk oleh pemerintah desa. Sebagian besar anak muda selalu mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Bimbingan bagi kaum muda diperlukan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Pembinaan seluk beluk partisipasi mungkin merupakan hal yang mendasar, untuk itu diperlukan peningkatan pemahaman akan pentingnya partisipasi generasi muda di Desa Wisata Ngargoyoso. Pemahaman yang salah tentang partisipasi seringkali menjadi masalah dalam mencapai tujuan pembangunan partisipatif.

Perkembangan modal sosial yang terus menerus mendorong terciptanya berbagai bentuk daya tarik masyarakat dalam industri pariwisata, sehingga industri pariwisata desa tidak hanya terkenal dengan objek wisatanya, tetapi juga dengan adat istiadat dan budayanya. Adanya tempat wisata yang digerakkan oleh modal sosial masyarakat tersebut akan meningkatkan jumlah pengunjung Desa Wisata Ngargoyoso, karena sebagian besar objek wisata yang dikunjungi dalam kegiatan tersebut khususnya yang berada di Desa Wisata Ngargoyoso. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang mengunjungi berbagai objek wisata lokal, modal sosial ini juga dapat memberikan keuntungan bagi pendapatan pariwisata. Banyaknya wisatawan, hal ini dapat menjadi strategi masyarakat untuk meningkatkan pariwisata, karena dapat dijadikan sebagai kegiatan promosi objek-objek wisata lokal, sehingga masyarakat lebih luas akan lebih mengenalnya.

Dalam pariwisata berbasis komunitas, penting untuk melibatkan masyarakat untuk membantu mewujudkan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan pariwisata yang lestari secara budaya, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat. Partisipasi masyarakat, kelestarian budaya, kelestarian lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat saling terkait untuk mewujudkan desa wisata berkelanjutan berbasis masyarakat. Jika tidak sesuai, maka desa wisata berbasis masyarakat tidak akan dimukimkan kembali. Secara umum partisipasi anak muda di Desa Wisata Ngargoyoso masih artifisial, karena belum dilibatkan secara penuh dalam setiap tahapan kegiatan. Beberapa anak muda di desa wisata Ngargoyoso bisa membuktikan bahwa mereka memang mampu dengan menunjukkan kemandiriannya, tanpa harus bergantung pada pihak lain, anak muda bisa menegaskan keikutsertaannya dalam pengembangan industri pariwisata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun