Mohon tunggu...
Salsabila Nasywa Laksono
Salsabila Nasywa Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Syirik dalam Praktik Tarot: Mengapa Ramalan Masa Depan Bertentangan dengan Ajaran Islam?

21 Januari 2025   05:17 Diperbarui: 21 Januari 2025   06:37 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percaya terhadap tarot sebagai penentu nasib dapat dianggap sebagai bentuk pengalihan keyakinan kepada sesuatu selain Allah Swt. 

Islam melarang segala bentuk syirik sebab dianggap sebagai dosa besar dan bertentangan dengan prinsip agama islam, yaitu meyakini bahwa hanya Allah yang layak disembah dan memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu.

Dalam bahasa Arab, tarot merujuk pada kartu yang digunakan dalam praktk sebagai peramalan masa depan. Seseorang yang bermain tarot akan menggunakan kartu-kartu tersebut untuk mencoba memahami situasi hidup mereka atau meramalkan masa depan berdasarkan simbol dan gambar yang terletak di dalam kartu. Praktik tarot sering kali dikaitkan dengan dunia mistis dan kepercayaan pada kekuatan gaib untuk memprediksi takdir atau kejadian-kejadian yang belum terjadi.

Dalam Islam, kepercayaan pada ramalan atau hal-hal gaib selain dari takdir yang ditentukan oleh Allah Swt. dapat berisiko mengarah pada syirik, yaitu menyekutukan Allah Swt. dengan sesuatu selain-Nya. Oleh karena itu, meskipun beberapa orang menganggap praktik tarot sebagai hiburan atau alat refleksi diri, bermain tarot juga dianggap sebagai bentuk keyakinan yang bertentangan dengan ajaran tauhid.

Dalam buku Ihya' Ulum al-Din yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa meyakini ilmu yang tidak jelas asal-usulnya  termasuk ramalan yang dianggap bisa mempengaruhi takdir seseorang merupakan bentuk kesesatan sehingga dapat menyebabkan syirik karena menganggap adanya kekuatan selain Allah Swt. yang dapat mengendalikan takdir seseorang.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, yaitu seorang muslim yang datang kepada peramal atau pembaca kartu tarot untuk mengetahui masa depannya. Peramal tersebut mengklaim bahwa ia dapat melihat takdir atau nasib seseorang melalui simbol atau kartu tarot yang ditarik. Individu yang percaya kepada peramal tersebut merasa bahwa nasibnya telah ditentukan oleh kartu-kartu tarot tersebut. Lalu, ia mulai membuat keputusan besar dalam hidupnya berdasarkan ramalan tersebut. Misalnya, memilih pasangan hidup atau keputusan karier berdasarkan apa yang dikatakan peramal.

Dalam hal ini, menunjukkan bahwa praktik tarot digunakan sebagai alat untuk membuat keputusan penting, yang seharusnya didasarkan pada pertimbangan rasional, doa, dan tawakal kepada Allah Swt. Orang tersebut lebih mengandalkan ramalan daripada berserah kepada Allah yang mengatur takdir dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya. Peristiwa tesebut merupakan bentuk syirik , karena menggantungkan nasib pada sesuatu yang tidak jelas asal-usulnya.

Disebutkan dalam surat Al-A’raf ayat 188 bahwa, "Katakanlah: 'Tidak ada yang aku katakan kepadamu bahwa aku memiliki perbendaharaan Allah dan aku tidak mengetahui yang ghaib, dan aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.'"

Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada yang tahu masa depan atau takdir selain Allah Swt., dan oleh karena itu, ramalan atau prediksi masa depan, seperti yang dihasilkan oleh tarot adalah sesuatu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam agama islam.

Bahkan tidak terdapat bukti ilmiah yang mendukung keakuratan tarot. Ilmuwan dan skeptis berpendapat bahwa tarot tidak memiliki dasar ilmiah. Ramalan yang diberikan oleh tarot lebih sering dianggap sebagai hasil dari interpretasi subjektif yang dilakukan oleh pembaca kartu atau bahkan efek placebo di mana seseorang merasa mendapat wawasan karena kepercayaan atau sugesti yang kuat terhadap kartu tarot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun