Mohon tunggu...
Salsabila N
Salsabila N Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada Wabah Cacar Monyet 2022

30 Juni 2022   15:17 Diperbarui: 30 Juni 2022   15:39 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bab 2

"Apa itu cacar monyet? dan Bagaimana cara mencegahnya?

Cacar monyet merupakan penyakit yang berasal dari virus monkeypox. Virus monkeypox ini termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Penyakit ini sebenarnya sudah ada sejak lama, dibuktikan dengan kasus penularan pertama yaitu pada tahun 1970 tepatnya di Kongo, Afrika Selatan, penularan ini berasal dari monyet ke manusia (Kemala,2022).

Penularan virus monkeypox dapat melalui kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Virus tersebut pada umumnya dibawa oleh hewan-hewan seperti tupai, tikus, kelinci, landak, anjing, dan monyet. Namun, monyet adalah inang utama dari virus monkeypox. Virus monkeypox dapat ditularkan melalui kontak dekat dengan hewan dan manusia yang terinfeksi, atau benda yang terkontaminasi virus. 

Selain itu, penularan terjadi melalui cairan tubuh, air liur, lesi kulit atau cairan pada cacar, darah, atau cairan tubuh dari sputum kecil, dan bersin atau batuk menyebabkan tetesan pernapasan (saliva droplet) dikeluarkan. Penularan virus ini juga dapat terjadi pada pengkonsumsian daging hewan liar.

Gejala cacar monyet umumnya mirip dengan cacar. Gejalanya meliputi demam dan munculnya ruam pada kulit, yang dapat menyebabkan lepuh dan meningkatkan elastisitas dari waktu ke waktu. Namun, pada cacar monyet, gejalanya disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak. 

Dikutip dari kemenkes (2022), Masa inkubasi manusia yang terinfeksi virus monkeypox biasanya 6 sampai 16 hari. Namun, tergantung pada kekebalan tubuh masing-masing orang dan dapat berlangsung dari 5 hingga 21 hari. Masa inkubasi adalah tahap di mana virus belum aktif berkembang biak di dalam tubuh. 

Setelah masa inkubasi berakhir, gejala tahap pertama yang dialami pasien adalah demam tinggi, lemas, sakit kepala parah, nyeri punggung, mialgia/nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening selama 1-3 hari.

Pada tahap erupsi atau tahap yang paling menular, ruam atau lesi kulit biasanya dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Ini dimulai secara bertahap dengan bintik-bintik merah seperti cacar makulopapula yang tidak merata, lepuh berisi cairan bening (blister), dan lepuh berisi nanah (pustula). Kemudian dapat mengeras atau membentuk keropeng, dan kemudian rontok. 

Pencegahan virus ini dapat dilakukan dengan mempraktekkan pola hidup bersih dan sehat seperti vaksinasi, mencuci tangan dengan sabun dan air, menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, menghindari kontak fisik dengan zat yang terkontaminasi seperti tempat tidur dan pakaian yang dikenakan oleh orang dan pasien yang terinfeksi, dan hindari kontak dengan satwa liar serta hindari mengonsumsi daging hewan liar (bush meat).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun