Semakin hari dunia semakin maju dan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang mengantarkan kita pada kemajuan teknologi. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai penemuan teknologi yang terus menyelimuti negeri. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, bahkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan dari segala usia.Â
Teknologi yang dikembangkan hingga saat ini semakin digemari oleh publik. Seperti yang telah publik ketahui bahwa teknologi saat ini sangat melekat dalam kehidupan manusia, bahkan tak dapat dipisahkan karena perannya yang sangat penting yaitu sebagai penopang kehidupan manusia di zaman modern.
Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini memiliki tingkat daya beli yang tinggi. Hal ini tentu saja membuat Indonesia menjadi salah satu negara penyandang predikat negara terkonsumtif karena menggunakan produk teknologi dengan kapasitas yang tinggi. Sangat disayangkan karena hal ini terjadi, bahkan keinginan pembelian produk di masyarakat tidak dapat dikendalikan apalagi dengan tingkat daya beli masyarakat Indonesia akan teknologi. Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat pemakaian teknologi yang tinggi, salah satunya pemakaian Smartphone.
Hal ini semua tidak akan terjadi di Indonesia jika bukan karena adanya pengaruh besar dari sistem geopolitiknya yang memutuskan kebijakan untuk melakukan hubungan politik luar negeri yang bebas aktif. Kebijakan negara yang diusung salah satunya adalah Indonesia yang bergabung dalam Pasar Bebas sebagai suatu hubungan diplomatic. Salah satu hubungan yang dibangun dengan bangsa lain yaitu hubungan dengan bangsa penghasil produk teknologi canggih.Â
Dengan adanya sistem geopolitik, negara-negara yang menerapkan kebijakan untuk saling berhubungan akan mendapatkan keuntungannya masing-masing. Ini menjadikan sebuah keuntungan bagi negara penghasil produk teknologi. Negara penemu teknologi canggih ini berasal dari kalangan negara maju, salah satunya adalah negara Amerika Serikat atau yang disebut sebagai negara Adidaya. Negara ini telah menemukan sebuah teknologi canggih yang pada saat ini selalu melekat dalam kehidupan masyarakat dunia khususnya Indonesia. Mungkin bila tidak adanya kebijakan negara untuk melakukan sebuah hubungan, kita tidak dapat merasakan kecanggihan teknologi.
Temuan hasil gagasan Amerika Serikat yang digemari publik terutama masyarakat Indonesia adalah smartphone. Salah satu jenis telepon genggam yang memiliki fungsi tak jauh berbeda dengan komputer, dan tentunya smartphone dapat mengakses internet. Bahkan seiring berkembangnya zaman semakin banyak model-model smartphone yang tumbuh dan membanjiri pasar. Hal tersebut menjadi sangat menarik untuk dimiliki masyarakat karena merupakan media yang berfungsi sebagai sarana pertukaran informasi yang sangat cepat dari berbagai belahan dunia. Sehingga produk-produk teknologi hasil temuan Amerika Serikat mengakibatkan candu di masyarakat.
Produk keluaran Amerika Serikat tersebut memiliki peran penting dalam pertukaran informasi yang begitu pesat, bahkan informasi menjadi tak tertahankan sehingga sulit untuk tersaring karena pesatnya informasi yang berkembang di masyarakat. Indonesia merupakan konsumen dari produk teknologi Amerika Serikat, tetapi dapat diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang kental akan garis SARA yang lumayan sensitif. Ketika informasi sampai ke telinga masyarakat dengan sangat transparan tetapi hal ini mungkin dapat memperparah keadaan. Masyarakat yang kurang cerdas menerima informasi akan menelan tanpa mengolah kembali informasi yang didapat. Apalagi dengan isu hoax yang bertebaran membuat masyarakat sangat sulit untuk menyaring hal tersebut. Hal ini berarti bahwa jika ada sebuah konflik kecil yang disulut oleh secuil informasi yang dilebih-lebihkan, maka dapat menjadi lebih besar dari yang kita bayangkan.
Perlu dilakukan peninjauan kembali oleh pemerintah akan hal tersebut. Mungkin penerapan teknologi informasi yang luas nan liberal bangsa Eropa yaitu Amerika Serikat sesuai dengan kepribadian mereka. Tetapi saat ini tidak bagi bangsa Indonesia yang kental akan garis SARA dan berpegang teguh pada ideologi Pancasila. Dapat dikatakan bahwa penerapan teknologi informasi di Indonesia adalah sebuah kekeliruan. Akan terjadi benturan karena banyaknya perbedaan. Sekalipun kita memaksa, konflik akan muncul saat demokrasi tidak sesuai dengan masyarakat, entah konflik akan timbul sebesar biji kacang atau lebih besar dari yang kita kira.
Dibalik itu semua tanpa disadari bahwa penemuan-penemuan teknologi yang canggih tersebut ternyata adalah sebuah tipu daya. Teknologi berkembang dengan pesat hingga melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang heterogen. Walaupun ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari hasil gagasan bangsa Eropa, ternyata terdapat sebuah kerugian yang tak pernah kita sadari dan akan segera disesali.
Teknologi yang digadang-gadang sebagai sumber cahaya kehidupan ternyata adalah sebuah kecacatan. Patut disadar bahwasanya manusia hanyalah makhluk yang fana dan sesungguhnya dunia itu adalah maya. Manusia melupakan tujuan utama mereka dalam hidup tanpa menyadari hukum absolut yang sebenar-benarnya. Bahkan apa yang mereka cari hanyalah duniawi. Teknologi yang diciptakan adalah produk negara sekuler yang seakan membuat manusia telah menuhankan teknologi yang tak pernah terlupakan dalam kehidupan. Sedangkan Tuhan seperti tergerus akan perkembangan teknologi. Hal ini sungguh jelas bahwa bangsa Eropa yang sekuler atau tidak bertuhan berhasil meracuni umat manusia di seluruh dunia melupakan pencipta-Nya. Teknologi berhasil membuat manusia lupa akan waktu, entah itu ibadah atau semacamnya. Sungguh sebuah penyesalahan besar dibalik kearifan teknologi yang mendunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H