Mohon tunggu...
Salsabila Roy
Salsabila Roy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Do it with totality or leave it

Selanjutnya

Tutup

Love

Toxic Relationship

7 Februari 2022   05:22 Diperbarui: 7 Februari 2022   05:23 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang memiliki hubungan mereka sendiri. Bisa jadi keluarga, persahabatan, dan yang paling rumit adalah hubungan antara pria dan wanita sebagai pasangan. Hal yang diinginkan semua orang dalam suatu hubungan adalah kebahagiaan. Tapi, saat ini banyak orang merasa tidak bahagia dengan hubungan mereka tetapi tidak bisa memutuskan hubungan tersebut. Yang terburuk adalah disaat ketidakbahagiaan tersebut hanya terjadi di salah satu pihak. Hal itu disebut, Toxic Relationship. 

Pertama-tama,  penyebab paling umum dari Toxic Relationship adalah tindakan posesif yang berlebihan yang dilakukan oleh satu pihak dalam suatu hubungan . Perasaan posesif yang berlebihan itu menyebabkan pihak tersebut membatasi pasangannya dalam banyak hal secara berlebihan. Hal ini biasanya terjadi pada seorang wanita. Ketika pria melarang pasangannya melakukan banyak hal dan mengharuskan pasangannya tetap berada dalam kontrol dan jangkauannya. Atau yang lebih parah lagi, mereka biasanya melarang pasangannya berinteraksi dengan orang lain, terutama lawan jenis. Sedangkan, sebagai makhluk sosial, manusia perlu bersosialisasi dan melakukan interaksi dengan orang lain. terlepas dari gendernya. 

Yang kedua , penyebab Toxic Relationship adalah cinta yang berlebihan sehingga berubah menjadi sebuah obsesi. Obsesi tersebut membuat satu pihak melakukan hal-hal yang berlebihan atau bahkan melakukan kekerasan terhadap pasangannya. Tidak jarang obsesi tersebut dilampiaskan dalam bentuk kekerasan baik dari segi fisik maupun verbal. Perasaan obsesif sejenis itu membuat orang yang terjalin dalam hubungan tersebut akan takut untuk meninggalkan hubungan itu meski telah merasakan berbagai dampak negatifnya. Mereka biasanya tidak berani untuk meninggalkan hubunga  tersebut dengan alasan 'sudah terlalu cinta'.

 Singkatnya, saya percaya bahwa Toxic Relationship dapat dihindari dengan memberikan dan menerima cinta yag tidak berlebihan pada siapapun dan selalu menjaga batasan yang aman. Agar cinta tidak berubah menjadi obsesi, dan menimbulkan kerugian bagi orang lain. Manusia harus memiliki hubungan yang sehat tidak peduli seberapa besar mereka mencintai pasangannya . Satu hal yang harus digaris bawahi dalam sebuah hubungan adalah kebahagiaan. Tinggalkan hubungan tersebut jika kebahagiaan sudah tidak ditemukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun