Jika kamu merasa pernah terjebak dalam waktu yang berlalu begitu saja saat menggunakan TikTok, kamu tidak sendirian. Aplikasi berbagi video ini telah menjadi fenomena global yang membuat jutaan orang rela menghabiskan waktu berjam-jam tanpa disadari. Nah, kira-kira apa sih yang membuat orang-orang susah untuk berhenti scroll tiktok? Let's check it out!
Algoritma yang Dirancang untuk Ketagihan
Salah satu alasan utama mengapa kita tidak bisa berhenti menonton video di TikTok adalah algoritma canggihnya. TikTok menggunakan sistem rekomendasi yang disebut "For You Page" (FYP). Algoritma ini tidak hanya menampilkan konten acak, tetapi menyajikan video yang sangat sesuai dengan minat dan kebiasaan kamu berdasarkan riwayat penayangan, suka, komentar, dan waktu yang dihabiskan pada video tertentu. Semakin kamu menonton, semakin algoritma memahami preferensi kamu, membuat konten yang muncul semakin sulit untuk diabaikan.
-
Efek "Dopamine Rush"
Setiap kali kamu melihat video yang menghibur atau informatif, otak melepaskan dopamin, hormon yang terkait dengan rasa senang dan kepuasan. TikTok memanfaatkan efek ini dengan memberikan rangsangan singkat dan intens melalui video berdurasi pendek yang terus berganti. Proses ini mirip dengan "reward system" pada otak yang bekerja seperti saat kita berjudi atau makan makanan favorit. Semakin sering kita mendapatkan video yang menyenangkan, semakin besar keinginan untuk mencari kesenangan berikutnya dengan menggulir layar lagi.
Konten Pendek yang Menarik
TikTok berhasil memanfaatkan konten video berdurasi pendek (15 hingga 60 detik) yang membuatnya lebih menarik dibanding platform lain yang memerlukan lebih banyak komitmen waktu. Durasi singkat ini membuat pengguna merasa "hanya satu video lagi" sebelum akhirnya menyadari bahwa sudah berjam-jam terlewatkan. Konten yang ringan dan cepat habis ini menciptakan ilusi bahwa  kamu tidak menghabiskan banyak waktu, padahal kenyataannya justru sebaliknya.
FOMO (Fear of Missing Out)
Ketakutan akan ketinggalan (Fear of Missing Out atau FOMO) juga berperan besar dalam kecanduan TikTok. Dengan tren dan tantangan yang cepat berganti, pengguna merasa terdorong untuk terus scroll agar tetap up-to-date. TikTok berhasil menciptakan rasa keterlibatan yang tinggi dengan tren yang viral, sehingga membuat penggunanya tidak ingin melewatkan momen seru yang sedang populer.
TikTok mungkin dirancang untuk membuat kita tetap tertarik, tetapi dengan kesadaran dan pengendalian diri, kita dapat menikmati konten yang ditawarkan tanpa terjebak dalam lingkaran kecanduan. Jadi, sebelum Anda scroll lagi dan lagi, ingatlah untuk bertanya pada diri sendiri: "Apakah saya benar-benar ingin menghabiskan waktu saya di sini, atau ada hal lain yang lebih produktif yang bisa saya lakukan?"Â
Semoga artikel ini membantu kamu memahami mengapa TikTok begitu sulit untuk ditinggalkan sehingga kamu bisa mengambil kembali kendali atas waktu. Selamat bersosial media dengan bijak!