HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam, organisasi mahasiswa ekstra kampus yang memiliki slogan yakni, yakin, usaha, sampai merupakan organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berdiri pada 5 Februari 1947 dan didirikan oleh Lafran Pane di Sekolah Tinggi Islam, Yogyakarta. Tak hanya slogan yang sering dilontarkan oleh kader HMI, HMI juga memiliki motto yaitu iman, ilmu dan amal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa input dari kaderisasi HMI adalah yakin, usaha, sampai sementara output dari kaderasasi HMI adalah iman, ilmu dan amal. Maka, seringkali kita menemukan antara slogan dan motto HMI merupakan suatu kesatuan. Yakinkan dengan iman, usahakan dengan ilmu, sampaikan dengan amal.
Sebagaimana tujuan pendidikan menurut Nurcholis Madjid (1997) tujuan utama pendidikan adalah pendidikan moral (akhlak) dan pengembangan kecakapan atau keahlian. Dalam hal ini, ia berasumsi bahwa pendidikan berfungsi sebagai penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda melalui moralitas dan keterampilan yang unggul. Pendidikan tidak hanya merupakan transfer ilmu oleh pendidik kepada peserta didik, juga mencakup nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Sejalan denga motto HMI; iman, ilmu dan amal, pendidikan yang digagas oleh pemikir progresif Nurcholis Madjid juga memiliki keterkaitan dengan teori Taksonomi Bloom menurut Benjamin Samuel Bloom yaitu teori afektif, kognitif dan psikomotorik.
Pendidikan pada abad ke 21 ini diharapkan tidak hanya mengembangkan skill yang berguna pada berbagai sektor profesionalitas yakni aspek kognitif, tapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotorik. Aspek afektif merupakan salah satu aspek yang dijabarkan oleh Benjamin Bloom sebagai aspek psikologis peserta didik yang meliputi emosi, penerimaan diri, lingkungan dan sikap (Sukanti, 2011). Aspek afektif sejalan dengan prinsip iman yang dimiliki oleh umat beragama. Seseorang yang beriman dianggap mampu mengelola emosi, sikap, dan penerimaan diri dengan baik. Oleh karena itu, seseorang yang beriman tentu saja memiliki aspek afektif yang baik sehingga dalam kehidupan sehari-hari, ia mampu terlibat dengan masyarakat sebagai individu yang dapat diterima dengan baik karena sikapnya.
Selain aspek afektif, untuk dapat mengikuti perkembangan zaman dan tentunya juga perkembangan ilmu pengetahuan, seseorang tentunya perlu memiliki aspek kognitif dalam dirinya. Aspek kognitif sendiri merupakan aspek yang berkaitan dengan otak, yakni penguasaan sebuah ilmu pengetahuan, praktik, analisa atau sebuah proses yang berkaitan dengan ingatan (Talenta Indonesia, 2022). Di mana seseorang perlu mempelajari sesuatu sehingga aspek kognitif dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan motto HMI yakni ilmu. Seorang kader HMI merupakan mereka yang dipersiapkan untuk menghadapi tantangan zaman dan tantangan perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagaimana tujuan HMI, “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”, maka aspek kognitif dalam teori taksonomi bloom berkaitan dengan tujuan HMI dalam membina kader yang akademis dan pencipta. Akademis sendiri merujuk pada orang-orang yang berpendidikan dan memiliki intelektual yang baik.
Sebagai bagian dari aspek psikologi pendidikan, aspek psikomotorik yang dijabarkan oleh Benjamin Bloom juga tak kalah penting. Sebagai individu yang memiliki kemampuan afektif dan kognitif, seorang individu juga diharapkan mampu melahirkan sebuah kontribusi dalam perkembangan bangsa dan negara. Definisi daripada aspek psikomotorik sendiri mencakup pada kemampuan seorang individu dalam mengekspresikan diri melalui keterampilan, pemikiran, emosi dan ide yang telah didapatkan melalui proses pendidikan (Sampoerna Academy, 2024). Pendidikan di HMI menekankan pada prinsip amal, di mana seorang kader HMI diharapkan mampu mengembangkan keilmuan yang didapatkan melalui kaderisasi di HMI supaya dapat diamalkan demi kemaslahatan umat sebagaimana tujuan HMI yang telah disebutkan.
HMI sebagai organisasi pengkaderan diharapkan kiprahnya dalam pengembangan seorang individu menjadi lebih baik. Dengan bekal iman, ilmu dan amal, seorang kader HMI akan mampu bersaing dan tentunya berguna baik bagi dirinya sendiri dan berguna bagi masyarakat. Tak hanya mengandalkan intelektual semata, ciri dari seorang insan yang baik tentunya mampu mengelola emosi, moral dan etika dalam dirinya. Dengan memainkan peran sebagai intelektual muslim, kader HMI memiliki peran yang cukup signifikan bagi umat. Sebagaimana teori taksonomi bloom yang digagas oleh Benjamin Samuel Bloom, HMI merupakan wadah yang tepat bagi pendidikan yang menekankan pada ketiga aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
Daftar Pustaka
Sampoerna Academy. (2024, 4 30). Mengenal Apa Itu Psikomotorik dan Perkembangannya Pada Anak. Dipetik 10 15, 2024, dari Sampoerna Academy: https://www.sampoernaacademy.sch.id/apa-itu-psikomotorik/
Sukanti. (2011). PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Pendidikan Akutansi Indonesia, IX, 75.