Namun langkah tersebut tetap diambil Rusia selain untuk membantu sahabat terdekatnya Suriah, juga untuk mengimbangi dominasi rival terbesarnya Amerika Serikat di Kawasan Timur Tengah.
Tidak ingin kalah heroik, AS juga turut berkecimpung dalam konflik Suriah namun tentunya dalam pihak yang berbeda. AS berperan mendukung dan membantu oposisi pemerintahan Suriah.Â
Bantuan tersebut selaras dengan kebijakan luar negeri democratic peace AS, yakni menyebarkan ideologi demokrasi atau demokratisasi karena anggapan bahwa negara demokrasi tidak akan berperang melawan negara demokrasi lainnya serta dianggap sebagai ideologi yang paling mampu menjamin hak masyarakatnya.Â
Selain gagasan democratic peace, dukungan AS terhadap kelompok oposisi dalam konflik Suriah ini memiliki beberapa motif dibaliknya seperti adanya kepentingan politik serta ekonomi AS di wilayah tersebut.Â
Dukungan AS terhadap kelompok oposisi tersebut berupa penggalangan dukungan internasional melalui PBB, dukungan secara langsung yang berupa bantuan konsultan strategi dari badan keamanan AS, dukungan militer, serta bantuan finansial. Adapun dukungan militer yang diberikan berupa suplai senjata, bantuan pesawat tempur, rudal, pesawat pengebom, kapal induk, kapal perusak, pasukan militer, dan lainnya.
Akankah Suriah Baik-baik Saja?
Keterlibatan AS serta Rusia dalam konflik Suriah tentunya memberikan pengaruh yang besar. Hal tersebut dikarenakan AS dan Rusia merupakan negara dengan militer terbesar di dunia. Pengaruh besar yang diberikan terbukti dengan lamanya konflik tersebut berlangsung serta hadirnya aktor-aktor lain selain AS dan Rusia. Dengan kerumitan yang ada, lantas akankah Suriah baik-baik saja?
Hadirnya dua aktor besar dalam konflik Suriah memang memperumit keadaan, namun di satu sisi hal tersebut menghadirkan sebuah kestabilan. Mengapa demikian? Dengan hadirnya Rusia di tengah perluasan hegemoni AS di wilayah Timur Tengah dapat menjadi sebuah stabilitas politik.Â
Apabila Rusia angkat kaki dari konflik ini dikhawatirkan akan timbul destabilisasi kawasan, karena jatuhnya Suriah dapat membawa dampak besar bagi wilayah Timur Tengah. Selain itu hadirnya Rusia di konflik ini diharapkan dapat menjadi penyeimbang AS sebagai negara super power yang ingin memperluas hegemoninya di Kawasan Timur Tengah.Â
Dengan tercapainya puncak hegemoni tentunya menjadi kekuatan yang menakutkan dan tak terkalahkan, sehingga diperlukan penyeimbang untuk menghindari kondisi tersebut.
Selain itu hadirnya Amerika Serikat juga tidak dapat disalahkan karena adanya legitimasi dari landasan yuridis berupa Humanitarian Intervention yang terjadi di Kawasan Suriah. Dengan adanya bantuan AS terhadap oposisi Suriah menunjukkan keinginan besar masyarakat untuk lepas dari jeratan rezim otoriter yang ada.Â