Mohon tunggu...
salsabilakhaerunisa
salsabilakhaerunisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dapat Mempengaruhi Psikologis Manusia: Benarkah begitu?

29 Desember 2024   22:42 Diperbarui: 29 Desember 2024   22:42 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Dengan kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan memberikan solusi secara cepat, AI telah membantu manusia di berbagai bidang. Namun, penggunaan teknologi ini juga membawa tantangan, termasuk dalam aspek psikologis, yang perlu diantisipasi.

AI dalam Kehidupan Sehari-Hari

Penggunaan AI kini meluas di berbagai sektor kehidupan. Dalam rumah tangga, asisten virtual seperti Alexa atau Google Assistant mempermudah pengguna untuk mengontrol perangkat rumah pintar, memutar musik, atau memberikan pengingat jadwal. Di sektor kesehatan, aplikasi berbasis AI membantu memonitor kebugaran, mendeteksi penyakit dini, dan bahkan mendukung terapi kesehatan mental melalui chatbot (Setyawati, 2023).

Dalam dunia kerja, AI digunakan untuk mengotomatisasi proses, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi kesalahan manusia. Sementara itu, di sektor pendidikan, AI membantu siswa mengakses materi pembelajaran interaktif dan personalisasi metode belajar. AI juga mempermudah aktivitas sehari-hari seperti navigasi, belanja online, dan rekomendasi hiburan berdasarkan preferensi pengguna (Gumelar, 2023).

Tantangan Psikologis Penggunaan AI

Meski AI memberikan kemudahan, penggunaannya juga membawa tantangan psikologis yang perlu diperhatikan:

  • Ketergantungan Berlebihan Penggunaan AI yang terus-menerus dapat menyebabkan ketergantungan. Individu mungkin merasa sulit menyelesaikan tugas tanpa bantuan teknologi, sehingga kemampuan berpikir kritis dan mandiri berkurang (Rahmadani, 2022).
  • Kecemasan Teknologi Sebagian orang merasa cemas dengan perkembangan AI, terutama terkait pekerjaan yang terotomatisasi. Ketakutan kehilangan pekerjaan atau tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi menjadi tantangan mental yang nyata (Hidayat & Kusuma, 2022).
  • Krisis Identitas AI yang canggih, seperti chatbot dengan kemampuan menyerupai manusia, dapat memunculkan krisis identitas pada pengguna. Misalnya, pengguna dapat merasa lebih nyaman berbicara dengan AI daripada dengan manusia, yang dapat berdampak pada hubungan sosial (Rahmadani, 2022).
  • Risiko Self-Diagnose Penggunaan aplikasi AI di bidang kesehatan mental, seperti chatbot yang menawarkan dukungan psikologis, berpotensi mendorong individu melakukan self-diagnose tanpa panduan profesional. Hal ini dapat menyebabkan interpretasi yang salah dan meningkatkan kecemasan (Setyawati, 2023).
  • Privasi dan Keamanan Data AI membutuhkan data untuk berfungsi. Namun, pengguna sering kali merasa khawatir tentang bagaimana data mereka disimpan dan digunakan. Ketidakpastian ini dapat meningkatkan stres dan menurunkan kepercayaan pada teknologi (Gumelar, 2023).

Mengatasi Tantangan Psikologis AI

Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan bijak perlu dilakukan, seperti:

  • Edukasi Publik: Memberikan pemahaman tentang cara kerja AI dan batasannya dapat mengurangi ketakutan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat (Hidayat & Kusuma, 2022).
  • Penggunaan Secara Seimbang: Hindari ketergantungan berlebihan pada AI dan tetap latih kemampuan manual atau tradisional (Rahmadani, 2022).
  • Regulasi Ketat: Pemerintah dan perusahaan teknologi harus memastikan keamanan data pengguna dan transparansi penggunaan data (Setyawati, 2023).
  • Konsultasi Profesional: Untuk kebutuhan kesehatan mental, pastikan tetap melibatkan tenaga ahli untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang akurat (Gumelar, 2023).

AI adalah alat yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pekerjaan hingga kesehatan. Namun, penting bagi pengguna untuk memahami tantangan psikologis yang mungkin muncul. Dengan pemahaman dan penggunaan yang bijak, AI dapat menjadi mitra yang mendukung kesejahteraan manusia tanpa mengorbankan aspek psikologisnya.

Referensi :

Gumelar, A. (2023). Dampak Penggunaan Teknologi AI terhadap Kesehatan Mental Pengguna. Jurnal Psikologi Teknologi, 15(2), 45-56.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun