Air adalah salah satu elemen terpenting di planet kita yaitu bumi. Air merupakan elemen penting bagi semua makhluk hidup dalam kehidupan mereka.Â
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa air adalah sumber kehidupan. Tentu saja, persediaan air tidak akan pernah habis. Hal ini dikarenakan adanya siklus air. Siklus air adalah di mana air laut yang menguap berubah menjadi awan dan jatuh atau turun sebagai hujan.Â
Beberapa air di bumi menembus tanah dan beberapa dapat digunakan langsung pada tanaman. Air di bumi digunakan oleh manusia sebagai kebutuhan air bersih untuk kelangsungan hidup. Air dari tanah atau turun langsung dari hujan mengalir ke laut dan menguap disebut juga dengan siklus air.Â
Namun pada kenyataannya, siklus air secara alami bisa terganggu oleh efek dari beberapa perubahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia di bumi. Contohnya dengan menebang pohon secara besar-besaran. Hal ini mengurangi penyerapan air hujan ke dalam tanah dan mempengaruhi terjadinya krisis air tanah.Â
Kondisi ini memerlukan perhatian kita untuk dapat menjaga keberadaan air secara kualitatif dan kuantitatif. Dari segi kualitas, air perlu dijaga kualitasnya dengan tidak melakukan kegiatan yang mencemari sumber air tanah. Sementara itu, kita harus bisa menggunakan air secara kuantitatif dan bijaksana.Â
Pencemaran air di Sungai Cilemahabang di Desa Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, membuat kawasan di sekitarnya mengalami krisis air bersih.Â
Polusi yang disebabkan oleh asap dan limbah dari pabrik-pabrik yang tidak bertanggungjawab tidak hanya mempengaruhi kehidupan sehari-hari, tetapi juga kesehatan masyarakat sekitarnya.Â
Bau air sungai yang tidak sedap dan berwarna gelap telah berlangsung selama berhari-hari. Warga menduga pencemaran tersebut akibat limbah pabrik yang sengaja dibuang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab ke sungai.Â
Selain menyulitkan kegiatan MCK, pencemaran air juga berdampak pada kesehatan warga sekitar, terutama yang tinggal di bantaran sungai. Banyak penduduk setempat menderita gatal-gatal dan masalah pernapasan karena mencium bau menyengat yang menguap dari air sungai yang tercemar.
Menyikapi masalah ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi Definitif menyambangi pengelola kawasan industri yang dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap limbah yang mencemari sungai, kemudian membuat kesepakatan dengan pihak pengelola kawasan dengan memberikan waktu satu minggu untuk menyelesaikan masalah ini. Ia juga tak segan-segan memberikan sanksi jika tak kunjung ada solusi sampai batas waktu tersebut.Â
Masalah air lainnya yang tidak asing terdengar di telinga kita adalah banjir tahunan. Solusi dari masalah ini adalah memprioritaskan program perbaikan Daerah Aliran Sungai pada tahun ini untuk mengatasi banjir tahunan, termasuk pengendalian banjir akibat jebolnya tanggul sungai Citarum, Kecamatan Pebayuran dan Muaragembong. Sejumlah langkah lainnya yang dilaksanakan adalah perbaikan pintu air bendung dan normalisasi sungai yang mengalami pendangkalan.