Teman menjadi peran penting dalam membentuk kemampuan berperilaku dan berinteraksi. Cara paling efektif untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi dan sosioemosional anak dengan orang lain adalah dengan bermain.
Apakah kalian mempunyai teman? Berapa usia teman yang kalian punya? Apakah hubungan kalian dengan hanya sebatas teman atau teman akrab?Â
Saya rasa hampir semua dari kita memiliki teman, baik sebatas teman ataupun menjadi teman akrab, baik usia yang selisih sedikit ataupun usia yang sama. Pada intinya kita semua pasti memiliki teman karena kita sebagai manusia yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan saling membutuhkan satu sama lain membuatnya menjadi tidak mungkin kalau kita tidak memiliki teman.Â
Kembali lagi pada topik pembahasan yang menjadi kutipan diatas cara paling efektif untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi dengan orang lain dan sosioemosional anak adalah dengan bermain. Mengapa demikian?Â
Bermain menjadi salah satu aktivitas yang selalu dilakukan oleh anak usia dini, aktivitas ini pula yang membuat anak semakin mudah mengembangkan kreativitas dan sosialisasinya. Walaupun pada dasarnya bermain juga dapat dilakukan sendiri tetapi alangkah lebih berkesan dan memberikan dampak positif yang lebih banyak pada perkembangan anak jika dilakukan secara bersama-sama.Â
Lalu, mengapa harus bermain bersama teman?Â
Sejak dini seorang anak akan bertemu dengan orang-orang terdekatnya selain ayah dan ibu seperti kakek, nenek, paman, bibi bahkan tetangga. Apalagi kalau tinggal didaerah perkampungan dimana sikap-sikap tetangganya akan sangat terlihat sekali. Kalau kita tidak menyapa akan di bilang sombong, benar tidak?Â
Maka dari itu sejak dini anak-anak harus dibiasakan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain terutama dengan lingkungan yang sangat mengutamakan keramahan.Â
Salah satu yang menjadi cara paling efektif anak dalam mengasah kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain adalah dengan bermain bersama teman sebayanya. Interaksi sosial anak dengan teman sebayanya menjadi hubungan timbal balik dimana anak dapat belajar bersama dengan kelompok sosial yang sesuai dengan usianya dengan cakupan didalamnya berupa keterbukaan dalam kelompok, kerjasama antar individu dalam kelompok, dan frekuensi hubungan antar individu dengan kelompok.Â
Dalam interaksi dengan teman sebaya inilah anak akan belajar tentang cara bergaul di lingkungan. Selain itu juga anak dapat membedakan mana perilaku yang baik mana perilaku yang buruk. Dengan kata lain anak dapat memahami secara mandiri mengenai perbuatan mana yang bisa aku tiru dan perbuatan mana yang harus aku hindari untuk dilakukan.Â
Piaget pernah menyebutkan bahwa interaksi anak dengan teman sebayanya akan membuka pandangan baru pada anak dan memberikan kebebasan pada mereka untuk membuat keputusan secara mandiri.Â
Selain itu interaksi dengan teman sebaya aka nmembuat anak mempelajari secara langsung nilai-nilai yang ada pada masyarakat.Â
Dikatakan secara langsung karena anak akan melihat berbagi macam tingkah laku manusia dengan fisiknya sendiri bukan dari cerita atau bacaan yang mereka baca.Â
Selain interaksi bersama teman sebaya, mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan sosial-emosional anak juga bisa dengan melakukan bermain dan permainan.Â
Dengan bermain anak akan memahami tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya. Â Tentunya dalam kegiatan bermain ini tadi anak akan bermain dengan teman sebayanya sehingga kemampuan bersosialisasi dan perkembangan sosial-emosionalnya akan mempermudah proses interaksi sosial anak dengan teman sebayanya. Bermain pastinya menjadi hal yang sangat wajar dalam dunia anak, karena dunia anak adalah dengan berman.Â
Dalam bermain itulah anak dapat merasakan kebebasan dimana mereka bisa mengekspresikan segala jenis perasaan didalamnya dengan perasaan yang dominan muncul adalah perasaan bahagia. Anak akan lebih banyak mengekpresikan kesenangannya ketika bermain maka dari itu kegiatan bermain menjadi salah satu cara efektif anak dalam mengembangkan proses perkembangan emosionalnya.Â
Selain itu dalam teori Vygotsky yang menekankan bahwa pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Seperti yang kita ketahui juga bahwa lingkungan pembelajaran anak adalah dengan bermain. Piaget juga berpendapat bahwa kegiatan bermain menjadi tanggapan kesenangan walaupun dilakukan secara berulang.Â
Dalam teori Erik Erikson bermain membantu anak mengembangkan rasa harga diri. Alasannya adalah karena dengan bermain anak memperoleh kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, menguasai dan memahami benda-benda  yang dimainkan serta belajar memiliki keterampilan sosial yaitu dengan berinteraksi dengan teman sebayanya.Â
Dari beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas kita dapat memahami bahwa peran teman sebaya dalam bermain memberikan banyak sekali manfaat dan dampak positif bagi perkembangan anak. Selain membantu anak mengeskpresikan emosinya dalam perkembangan sosioemosional tetapi juga membantu anak mempelajari dan memahami interaksi dan bersosialisasi dengan orang lain yang membuat mereka sadar bahwa manusia tidak akan bisa hidup tanpa orang lain.Â
Dalam interaksi dengan teman sebaya inilah banyak kemampuan-kemampuan lain yang telah kita pelajari sebelumnya. Seperti perilaku prososial (membangun perilaku tolong menolong), pengendalian emosinya (regulasi emosi) dan bahkan perkembangan sosioemosional yang akan saya pelajari selanjutnya.Â
Semoga sedikit tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H